Nasional
Konflik Iran-Israel Memanas, Pemerintah Diminta Jaga Stok Kebutuhan Minyak Domestik
DPR RI meminta pemerintah menjaga pasokan minyak domestik, agar tidak terkena dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel.
TRIBUNAMBON.COM - DPR RI meminta pemerintah menjaga pasokan minyak domestik, agar tidak terkena dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel.
Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mengatakan, walaupun Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran namun pasokan minyak global dapat terpengaruh.
Pasalnya, Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Baca juga: Layanan Telekomunikasi Indonesia Masih Tertinggal dari Negara Lain
Baca juga: Besok, KPU Bakal Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih
“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” kata Amin dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2024).
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, kebutuhan minyak di Indonesia saat ini sebanyak 1,4 juta barel per hari, sedangka produksi minyak domestik hanya sekitar 612 ribu barel per hari.
Itu berarti Indonesia memerlukan impor sekitar 788 ribu barel per hari.
Tahun lalu, rata-rata impor hasil minyak sekitar 2,16 juta ton per bulan dan impor minyak mentah rata-rata 1,48 juta ton.
Maka dari itu, Amin memperingatkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, bersama dengan potensi kenaikan harga minyak dunia akibat eskalasi konflik, dapat menguras devisa Indonesia.
"Melindungi (hedging) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perlu dilakukan agar cadangan devisa tidak tergerus,” kata politikus Fraksi Partai Keadilan Sejahteran (PKS) ini.
Selain itu, jika nilai tukar rupiah melemah dan harga minyak naik, anggaran subsidi atau kompensasi disebut bisa meningkat.
Amin pun menilai kenaikan harga minyak dunia dapat memberatkan APBN karena subsidi energi akan membengkak.
Di sisi lain, pengurangan atau penghapusan subsidi energi dapat membebani masyarakat, dengan potensi efek berantai yang meningkatkan harga kebutuhan pokok.
Guna menghadapi situasi ini, Amin menyarankan pemerintah untuk membangun rantai pasok yang lebih resilien, termasuk memastikan pasokan pangan dan energi tetap berjalan lancar.
Investasi dalam sumber energi alternatif, rute baru, dan infrastruktur logistik dapat memperkuat rantai pasok global.
Ia mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai lonjakan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga energi, yang mungkin diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Rantai pasok global yang terganggu oleh perang dapat menyebabkan produsen mencari bahan baku dari tempat lain, yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi dan membebankan biaya tersebut kepada konsumen,” ujar Amin.
SP PLN Apresiasi Sikap DPR RI Batalkan RUU EBET Power Wheeling yang Dinilai Lebih Besar Mudaratnya |
![]() |
---|
Setor Dividen Rp 3,09 Triliun, Kementerian BUMN Dukung PLN Lanjutkan Transformasi Bisnis |
![]() |
---|
Serikat Pekerja PT PLN: Eloknya, Pembahasan RUU EBET Dilanjutkan pada Masa Rezim Baru |
![]() |
---|
Dijenguk Jokowi, Prabowo: Terimakasih Sudah Berikan Dukungan Moril dan Doa ke Saya |
![]() |
---|
Prabowo Jalani Operasi di RSPPN Soedirman, Ternyata Cedera saat jadi Prajurit TNI pada 1980an |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.