Wa Iku, Si Tukang Sapu Tertua di Kampus Unpatti

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula Pelu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Tepat pukul 06:00 WIT Wa Iku bergegas ke Universitas Pattimura Ambon.

Tak ada perkuliahan di jam segitu tentunya, karena Wa Iku masuk lebih awal untuk mengerjakan tugasnya sebagai tukang sapu.

Perjalanan menuju kampus berjuluk orang basudara itu kurang lebih 18 menit dengan menumpangi angkot dari rumahnya di Talaga Pange, Kecamatan Teluk Ambon.

Ongkos angkot Rp 5 ribu, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Tahun ini Wa Iku genap berusia 77 tahun, bukan usia muda untuk melakukan pekerjaan fisik itu, terlebih area yang harus dia bersihkan juga terhitung luas.

Namun tuntutan hidup memaksa perempuan dengan tujuh orang cucu itu untuk tetap kuat bekerja.

Wa Iku sendiri baru setahun jadi tukang sapu di Unpatti.

Baca juga: Video 2 Anggota Satpol PP Dikeroyok Sejumlah Pria Viral di Medsos

Baca juga: Kisah Wahidi Tuasikal, Buruh Angkut Tertua di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon: Seng Kerja Seng Makan

Pekerjaan itu dia ambil setelah saudaranya menawarkan lowongan kerja, terlebih upah yang didapat masih jauh lebih baik dibanding menggarap kebun.

Alhasil, dia memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai petani dan bergabung dengan buruh sapu lainnya.

“Lumayan, menambah biaya untuk anak-anak. mengingat anak dan cucu saya butuh biaya tambahan untuk sekolah dan kuliah." ungkapnya saat diwawancari TribunAmbon.com, Rabu (3/1/2024).

Selepas kerja, Wa Iku dan sejumlah rekan lainnya selalu menyempatkan diri beristirahat di area taman.

Disitu, dia menyantap bekal makanan yang dibawa.

Taman itu pun seperti menjadi kantor mereka, tempat beristirahat sekaligus penitipan sapu dan perangkat kebersihan lainnya.

Tepat pukul 16.00, Wa Iku bergegas pulang ke rumah.

“Besok seperti itu lagi,” tandasnya. (*)