Global
Pemimpin Oposisi Korea Selatan Ditikam Pria Tak Dikenal saat Berkunjung ke Busan
Lee, yang sebelumnya mengunjungi lokasi bandara baru yang sedang dibangun di Pulau Gadeok Busan, mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2022, te
TRIBUNAMBON.COM - Pemimpin oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung telah dilarikan ke rumah sakit setelah dia ditikam di leher saat berkunjung ke kota pelabuhan tenggara Busan.
Lee, yang memimpin oposisi utama Partai Demokrat, ditikam di bagian kiri lehernya saat dia berjalan bersama wartawan pada Selasa (2/1/2024) pagi untuk menjawab pertanyaan mereka.
Mengutip para saksi, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan tersangka telah mendekati Lee untuk meminta tanda tangan dengan berpura-pura menjadi pendukungnya.
Dia kemudian menyerangnya dengan senjata yang panjangnya antara 20 dan 30 sentimeter (7,9 – 11,8 inci).
Pria tak dikenal itu ditangkap di tempat kejadian, tambah agensi tersebut.
Gambar di media Korea Selatan menunjukkan Lee, 59 tahun, berbaring telentang dengan mata tertutup, ketika petugas mengerumuninya dan salah satu petugas menempelkan kain ke lehernya.
Yonhap mengatakan politisi itu mengalami pendarahan, namun tetap sadar.
Dia dibawa ke rumah sakit dengan helikopter.
Lee, yang sebelumnya mengunjungi lokasi bandara baru yang sedang dibangun di Pulau Gadeok Busan, mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2022, tetapi kalah dari Yoon Suk-yeol yang konservatif.
Baca juga: Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea, Raih Penghargaan MURI
Yoon menyatakan “keprihatinan yang mendalam” atas serangan terhadap Lee dan menyerukan penyelidikan segera dan menyeluruh.
Lahir dari keluarga petani miskin, Lee memasuki dunia politik ketika terpilih sebagai walikota Seongnam, kota satelit Seoul, pada tahun 2010.
Dia bekerja di sebuah pabrik untuk bersekolah malam dan menjadi pengacara hak asasi manusia.
Karirnya belakangan ini dibayangi sejumlah skandal.
Dia menghadapi persidangan atas tuduhan suap sehubungan dengan sebuah perusahaan yang dicurigai secara tidak sah mentransfer $8 juta ke Korea Utara, dan juga dituduh melanggar tugasnya sebagai Walikota Seongnam setelah salah satu perusahaan kota tersebut mengalami kerugian sebesar 20 miliar won ($15). juta) saat dia menjadi wali kota.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.