Konflik Palestina Israel

Menlu Kutuk Serangan RS Indonesia di Gaza, WHO Sebut Tak Seharusnya Nakes dan Warga Jadi Korban

Diketahui rumah sakit itu dibangun pada tahun 2016 dan didanai oleh masyarakat Indonesia. Retno menyebutnya penyerangan tersebut sebagai pelanggaran

Editor: Adjeng Hatalea
Courtesy / Tangkapan Layar Al Jazeerah
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengutuk serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza. 

GAZA, TRIBUNAMBON.COM - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengutuk serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Diketahui rumah sakit itu dibangun pada tahun 2016 dan didanai oleh masyarakat Indonesia.

Retno menyebutnya penyerangan tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional.

“Semua negara, terutama yang mempunyai hubungan dekat dengan Israel, harus menggunakan seluruh pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya,” kata Retno Marsudi.

Ketua Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, tak seharusnya tenaga medis dan warga sipil mengalami kejadian mengerikan itu.

“Petugas kesehatan dan warga sipil seharusnya tidak pernah mengalami kengerian seperti itu, terutama saat berada di dalam rumah sakit,” tulis Tedros Adhanom Ghebreyesus di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

Baca juga: 28 Bayi Prematur yang Dievakuasi dari Gaza ke Rumah Sakit di Mesir Berjuang Lawan Infeksi Serius

“Kami sangat prihatin dengan nasib rekan-rekan kami dan nasib korban luka dan pasien serta orang-orang [pengungsi] yang mungkin masih [berada] berlindung di sana. Tidak ada ambulans yang dapat menjangkau mereka, dan kami khawatir korban luka akan meninggal,” kata Nahed Abu Taaema, direktur Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan.

Seperti kebanyakan rumah sakit dan klinik di bagian utara Jalur Gaza, Rumah Sakit Indonesia sebagian besar telah menghentikan operasinya.

Namun, memberikan perlindungan bagi pasien, staf, dan pengungsi yang mencari perlindungan di lokasi tersebut setelah Israel melancarkan serangannya ke Gaza bulan lalu.

Ketika pertempuran terus berlanjut antara pasukan Israel dan Hamas di Gaza, para pejabat AS dan Israel mengatakan kesepakatan yang dimediasi Qatar untuk membebaskan beberapa tawanan yang ditahan di wilayah Palestina dan menghentikan sementara pertempuran untuk memungkinkan pengiriman bantuan kepada warga sipil yang terkena dampak semakin dekat.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved