Mau ke Banda Neira? Ini Rekomendasi Wisata yang Wajib Dikunjungi, Indah dan Kaya Nilai Sejarah
Banda Naira merupakan satu pulau di Kepulauan Banda dan pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
TRIBUNAMBON.COM -- Maluku menyimpan berbagai destinasi wisata alam dengan pesonanya yang indah.
Tentu saja karena provinsi ini berbentuk kepulauan yang dikelilingi lautan lepas.
Salah satu yang paling terkenal yaitu Banda Neira.
Bahkan ada sebuah ungkapan yang cukup terkenal dari Sultan Syahrir yaitu “Jangan mati sebelum ke Banda Neira!”.
Eksotisme pemandangan alam yang luar biasa dijamin memanjakan mata Anda ketika berkunjung untuk berlibur.
Banda Naira merupakan satu pulau di Kepulauan Banda dan pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Di Banda Naira, ada banyak rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi. Destinasi di sini menggabungkan pesona alam dan sejarah pada zaman penjajahan.
Berikut kawasan yang wajib didatangi ketika berada di tempat berjuluk “Sepotong Surga dari Timur” ini.
1. Benteng Belgica
Siapa yang tidak mengenal tempat satu ini. Ya, benteng yang berbentuk segilima ini begitu fenomenal. Potret Benteng Belgica dengan latar Gunung Api Banda bahkan diabadikan dalam uang kertas seribu rupiah.
Dalam keterangan di papan pintu masuknya, Benteng Belgica awalnya merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh bangsa Portugis pada abad ke-16.
Awal pemugaran dilakukan setelah kedatangan penjajah Belanda di Banda Naira atas perintah Gubernur Jenderal Pieter Both pada 4 September 1611 untuk menghadapi perlawanan rakyat Banda yang menentang monopoli perdagangan rempah pala oleh VOC.
Kisaran tahun 1660, Benteng Belgica kembali dipugar hingga mampu menampung 40 serdadu pertahanan benteng.
Pada tahun 1969 atas perintah Cornelis Speelman dengan menugaskan Adriaan Leeuw dalam perancangan dan pengawasan pembangunan benteng yang memakan waktu 19 bulan dan biaya sangat besar.
Selang 10 tahun, pemerintah Belanda mengutus komisaris Robertus Padbrugge untuk melakukan pemeriksaan terhadap pembukuan keuangan pembangunan benteng yang diduga banyak dikorupsi.
Pemeriksaan tidak menemui titik terang, karena banyak tuan tanah yang beranggapan bahwa biaya tersebut sebanding dengan hasilnya.
Pada 1795, benteng kembali dipugar oleh Franscois van Boeckholt, Gubernur VOC di Banda yang terakhir, untuk persiapan dalam menghadapi serangan Inggris.
Tepat 8 Maret 1796, Benteng Belgica berhasil direbut oleh pasukan Inggris. Bangunan ini resmi terdaftar sebagai Cagar Budaya yang menjadi bagian dari jejak perdagangan rempah dunia pada masa lampau.
2. Rumah Pengasingan Bung Hatta
Ini merupakan tempat Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik selama enam tahun di Banda Naira, dari 1936 sampai 1942.
Pada 2008, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan bangunan Rumah Pengasingan Bung Hatta sebagai Cagar Budaya dari Provinsi Maluku. Penetapan ini dimuat dalam SK Menteri Nomor PM.31/PW.007/MKP/2008.
Namun, saat penulis mengunjungi pada Kamis (21/9/2023), bangunan bercat putih yang berlokasi di jalan dr Rehatta ini ditutup. Kata warga setempat, Rumah Pengasingan Bung Hatta sedang dalam masa renovasi.
3. Istana Mini Banda Naira
Sama halnya dengan Rumah Pengasingan Bung Hatta, bangunan Istana Mini Banda Neira juga ditutup karena sedang menjalani peremajaan.
Istana Mini merupakan bangunan bekas kantor pemerintahan VOC di Banda Neira.
Melansir laman Kemdikbud, bangunan bernuansa putih dan bercorak Eropa ini dinamai Istana Mini lantaran bentuknya menyerupai istana negara di Jakarta. Namun, dalam ukuran lebih kecil.
Lokasi Istana Mini tidak jauh dengan Rumah Pengasingan Bung Hatta. Jaraknya 230 meter atau dapat menempuh waktu tiga menit untuk berjalan kaki.
4. Rumah Pengasingan Bung Syahrir
Tempat ini berada di depan jalan Said Tjong Baadillah/Ratu Laguar atau samping dari Rumah Budaya Banda yang berseberangan dengan Hotel Delfika.
Pada bangunan utama terdapat lima ruangan dan dua teras, di bagian depan dan belakang.
Pada bangunan utama, tiga ruangan bagian depan digunakan sebagai museum yang memamerkan koleksi foto-foto tentang Bung Sjahrir milik Des Alwi.
Di bagian itu, ada pula gramofon yang dulu digunakan oleh Sutan Syahrir untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaannya.
Kemudian, terdapat juga mesin ketik yang digunakan Bung Syahrir untuk menulis surat dan menuangkan isi pikirannya mengenai pergerakan perjuangan Indonesia.
5. Pulau Hatta, Pulau Nailaka, dan Pulau Syahrir atau Pulau Pisang
Ketiga pulau ini hampir sama. Semuanya menawarkan keindahan alam pantai, dengan air laut yang jernih. Wisatawan juga bisa melakukan aktivitas snorkling di tiga pulau ini juga. Bedanya, Pulau Nailaka mengusung konsep pasir di tengah laut.
6. Gunung Api Banda
Gunung ini masih aktif. Letaknya di Laut Banda, dengan ketinggian 640 meter dari permukaan laut (MDPL).
Hampir di setiap sudut, Gunung Api Banda selalu menjadi latar untuk wisatawan melakukan swafoto.
Meski memiliki ketinggian yang tak sampai ribuan MDPL, seperti gunung-gunung lainnya, Gunung Api Banda tak bisa diremehkan. Treknya tidak mudah.
Pendakian dilakukan dari nol MDPL. Selain itu, jalurnya juga dipenuhi batu-batu kerikil. Pendakian maupun jalur turun, sama-sama menantang.
Di puncak, terlihat keindahan pulau-pulau yang ada di Banda Naira.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
Sanggar Belajar Jadi Lokasi Sementara Sekolah Rakyat di Maluku Tengah |
![]() |
---|
Hilang saat Melaut, Pencarian Hari Pertama Nelayan Dusun Wayasel Malteng Tak Buahkan Hasil |
![]() |
---|
Disdikbud Malteng Jangkau Daerah 3T Gelar Upacara Peringatan HUT ke-80 RI di Manusela |
![]() |
---|
Hilang saat Melaut, Nelayan Dusun Wayasel Malteng Kini dalam Pencarian Tim SAR Gabungan |
![]() |
---|
Habiskan 7 Jam Lintas Darat Masohi - Kobi: Jalur Utara Bukan tuk Supir Pemula |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.