Maluku Hari Ini
Kasus Perundungan Guru di Masohi, 9 Tenaga Pengajar SMA 15 Malteng Dimutasikan
Namun demikian, ia belum memastikan kapan SK Mutasi para guru itu keluar, karena masih harus ditandatangani Gubernur Maluku di Ambon.
Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Kasus perundungan murid terhadap seorang guru di Kota Masohi, Maluku Tengah akhirnya mendapat titik terang.
Sembilan guru di SMA Negeri 15 Maluku Tengah itu akhirnya akan dimutasikan.
"Kurang lebih delapan sampai sembilan yang dimutasi," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku di Masohi, Jabir Tomagola di Masohi, Jumat (8/9/2023).
Namun demikian, ia belum memastikan kapan SK Mutasi para guru itu keluar, karena masih harus ditandatangani Gubernur Maluku di Ambon.
"Olehnya itu harapan kami kita bersabar tapi proses tetap berjalan, masih berproses karena juga SK itu harus ditandatangani oleh pak Gubernur," jelas dia.
Lanjutnya, keputusan mutasi itu dibijaki setelah tim dewan etik badan pendidik Dinas Pendidikan Provinsi Maluku memeriksa sejumlah saksi-saksi, baik guru yang terlibat aksi mosi tidak percaya terhadap Kepala Sekolah maupun tidak.
"Iya, sidang kode etik itu dilakukan di Dinas Provinsi oleh badan pendidik dewan pendidik dan bapa ibu guru yang tidak setuju dengan kebijakan kepala sekolah dan guru-guru yang tidak terlibat disitu, itu juga dihadirkan untuk dimintai keterangan, saya juga. Termasuk memperjelas laporan telaah terhadap guru-guru yang ada itu didepan dewan etik," jelas Tomagola.
Selanjutnya, bukan tanpa alasan, keputusan mutasi yang diambil itu merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2023.
"Jadi menindaklanjuti Permendikbud 34 tahun 2023 yang bersamaan dengan episod kurikulum merdeka episod ke 25 tentang pencegahan kekerasan dan pembulian pada satuan pendidikan," jelas Tomagola.
Adapun mereka yang dimutasi itu hanya di dalam wilayah Maluku Tengah.
Sebab, dengan pertimbangan Bumi Pamahanu Nusa itu masih banyak kekurangan guru, khusus SMA/SMK sederajat.
"Karena berdasarkan pertimbangan kita lakukan mutasi karena Maluku Tengah juga masih banyak butuh guru makannya kita mutasi seputaran Maluku Tengah saja," ungkap Tomagola.
Ditegaskan, sebagai Kepala Cabang Dinas, ia bersama tim secara serius mengawal kasus itu sampai tuntas, termasuk upaya melakukan pemulihan dan memastikan SMA 15 Maluku Tengah tetap nyaman.
Baca juga: Dibuli Siswanya Sendiri, Guru Maryam Ngaku Ikhlas dan Memaafkan
"Saya tetap mengikuti terus sampai permasalahan ini tuntas. Dengan demikian permasalahan di SMA 15 berangsur-angsur dinyatakan membaik. Selanjutnya langkah kami selanjutnya yaitu memulihkan kondisi pada SMA 15," cetus Tomagola.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.