Peristiwa Bakar Seorang Perempuan di Sorong, Wakil Rakyat: Secara Manusiawi Tak Boleh Terjadi

SORONG, TRIBUNAMBON.COM - Anggota DPD RI Dapil Papua Barat, M Sanusi Rahaningmas menyayangkan peristiwa warga membakar hidup-hidup seorang perempuan di Kota Sorong.

Peristiwa yang terjadi akibat warga menduga perempuan tersebut merupakan komplotan pencurian anak.

"Aksi ini memang tidak dibenarkan oleh hukum, dan secara manusiawi tidak boleh sampai terjadi," tutur M Sanusi Rahaningmas dikutip dari TribunPapuaBarat.com, Selasa (24/1/2023).

Dia menilai, warga terlalu cepat mengambil tindakan dengan bermain hakim sendiri, tanpa mencari tahu fakta sebenarnya.

"Sayang sekali masyarakat begitu cepat untuk mengambil tindakan hakim sendiri tanpa ada fakta yang kuat," ujar Sanusi.

Kejadian yang bermula dari informasi tidak benar ini, kemudian berlanjut pengeroyokan hingga korban dibakar hidup-hidup.

Menurutnya, isu yang dituduhkan kepada si korban belum memiliki bukti yang sangat kuat terkait aksi penculikan anak di Sorong.

"Kalau memang itu terbukti dia bukan bagian dari pelaku penculikan anak di Sorong, maka seyogyanya jangan main hakim sendiri," sambungnya.

Kata dia, dengan bermain hakim sendiri seperti itu, masyarakat luas akan semakin takut.

Sebab, hukum positif tak lagi didahulukan di Kota Sorong.

Baca juga: Polisi Minta Warga Sorong Jangan Terprovokasi Isu Penculikan Anak dan Tak Main Hakim Sendiri

"Jangan buat sampai isu yang tidak bertanggung jawab itu menjadi momok bagi orang tua di Kota Sorong di hari esok," jelasnya.

Tak hanya itu, Sanusi juga meminta agar kepolisian segera mengumpulkan semua tokoh di Kota Sorong agar segera memberikan pencerahan sekaligus menjaga masing-masing komplek dari aksi penculikan anak.

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul DPD RI Dapil Papua Barat Kecam Aksi Warga yang Bakar Wanita di Sorong: Jangan Main Hakim Sendiri!, https://papuabarat.tribunnews.com/2023/01/24/dpd-ri-dapil-papua-barat-kecam-aksi-warga-yang-bakar-wanita-di-sorong-jangan-main-hakim-sendiri.
Penulis: Safwan Ashari | Editor: Roifah Dzatu Azmah