Peninggalan Sejarah di Istana Mini Banda yang Perlu Diketahui, Ada Tulisan Terakhir Tahanan Perancis

Di Istana Mini Banda Neira, Selasa (18/10/2022) sore, tampak sejumlah peninggalan sejarah yang masih utuh dan dipelihara hingga kini.

Penulis: Adjeng Hatalea | Editor: Salama Picalouhata
Adjeng
WISATA MALUKU: Tampak depan bangunan induk Istana Mini di Banda Neira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (18/10/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea

BANDA, TRIBUNAMBON.COM - Maluku menjadi wilayah pertempuran bagi bangsa-bangsa seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda di masa penjajahan.

Meski Portugis tercatat sebagai penjajah pertama di Kepulauan Banda, Maluku pada 1512, namun Belanda dinilai paling berhasil menanamkan pengaruhnya baik politik, ekonomi, budaya dan agama.

Banda pun dijadikan Belanda sebagai area konsentrasi perkebunan Pala.

Ada sejumlah situs sejarah yang menjadi saksi nyata pengaruh Belanda di Banda.

Di antaranya, yakni Istana Mini.

Istana Mini yang dibangun Belanda pada 1622 itu dijadikan sebagai tempat tinggal pejabat Persekutuan Perusahaan Hindia Timur atau yang dikenal dengan Vereenigde Oost-Indische Compagnie ( VOC ), dan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah.

Penelusuran TribunAmbon.com di Istana Mini Banda Neira, Selasa (18/10/2022) sore, tampak sejumlah peninggalan sejarah yang masih utuh dan dipelihara hingga kini.

Berikut peninggalan penting yang perlu diketahui di balik kuatnya pengaruh Belanda di Banda;

1. Tempat penyimpanan kunci

WISATA MALUKU: Di ruang tengah bangunan induk Istana Mini terdapat tempat penyimpanan kunci Governor VOC.
WISATA MALUKU: Di ruang tengah bangunan induk Istana Mini terdapat tempat penyimpanan kunci Governor VOC. (Adjeng)

Istana Mini dikelilingi pagar tembok berukuran 85 meter x 90 meter.

Ketika masuk ke bangunan induk tepatnya di bagian tengah, dari pintu masuk pandangan wisatawan akan terpaku pada sebuah lubang yang ditempel frame layaknya pajangan.
Lubang tersebut sekilas seperti dinding yang tidak tuntas dibangun.
Tahukah Anda, Lubang itu digunakan Governor VOC untuk menyimpan berbagai kunci bangunan istana.

Seorang Juru Jaga Istana Mini, Afdal Koritelu mengatakan, lubang itu berkali-kali diplester menggunakan campuran semen, namun tidak menyatu dengan material lama yang digunakan dulu kala.

Alhasil, tembok itu dibiarkan seperti sedia kala dan ditutup menggunakan frame bening.

"Disebutkan material yang digunakan dulu itu berupa putih telur, kapur dan pasir. Jadi, saat ditempel pakai semen, materialnya tidak menyatu," terang Afdal saat diwawancarai TribunAmbon.com di Istana Mini, Selasa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved