Kekurangan Gizi

Ketika Harga Pangan di Sudan Melonjak, Malnutrisi Memburuk

Setidaknya tiga juta anak balita kekurangan gizi setelah serangkaian krisis kemanusiaan. Putri Amna Mahmoud yang berusia satu tahun mulai menurunkan

Editor: Adjeng Hatalea
Tangkapan layar Al Jazeerah English
Asha Ahmed mengatakan kekurangan gizi telah menghambat pertumbuhan putranya yang berusia delapan tahun, Mahmoud. 

SUDAN, TRIBUNAMBON.COM - Setidaknya tiga juta anak balita kekurangan gizi setelah serangkaian krisis kemanusiaan.

Putri Amna Mahmoud yang berusia satu tahun mulai menurunkan berat badan empat bulan lalu.

Mahmoud mengira itu hanya fase, tetapi Hawa tidak cukup makan dan kesehatannya terus memburuk.

Sekarang dia dirawat di pusat malnutrisi di Kassala, sebuah kota di Sudan timur.

Sudan juga secara politik tidak stabil.

Pemberontakan 2019 menggulingkan Presiden lama Omar al-Bashir, dan kudeta militer menggantikan pemerintah sipil tahun lalu.

Pertumbuhan terhambat

Asha Ahmed mengatakan kekurangan gizi telah menghambat pertumbuhan putranya yang berusia delapan tahun, Mahmoud.

“Ketika dia berusia empat tahun, dia makan sedikit,” kata Ahmed seperti yang dilansir dari Al Jazeerah, Selasa (5/102/2022).

“Kadang-kadang dia akan pergi tidur tanpa makan malam. Sekarang semua sepupunya dan anak-anak di lingkungan itu yang lahir sekitar waktu yang sama dengan dia telah tumbuh besar, tapi dia masih sama tingginya dengan empat tahun lalu.”

Panen yang buruk telah memperburuk krisis kemanusiaan.

Baca juga: David Beckham Harap Qatar Bisa Bermain Apik pada Pembukaan Turnamen Lawan Ekuador

Harga pangan telah meroket, membuat lebih banyak keluarga berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka.

Menurut Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan (FEWS NET), harga makanan pokok 250 hingga 300 persen lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.

“Ada kebutuhan mendesak bagi berbagai sektor untuk bersama-sama mengatasi akar masalah,” kata Osman Said, kepala kantor UNICEF di Sudan timur.

“Kami sudah memulai program bantuan tunai untuk ibu, dan mereka mulai datang ke pusat untuk pemeriksaan prenatal dan postnatal, tetapi kami perlu memperluasnya untuk memasukkan sebanyak mungkin ibu,” kata Said.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved