Ambon Hari Ini
Bodewin Wattimena Sebut Rekor Muri Sajian Makanan Berbahan Dasar Sagu Bantu Promosikan UMKM
Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena sebut pemecahan rekor Muri sajian makanan berbahan dasar sagu adalah momen yang dibutuhkan pelaku UMKM.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena sebut pemecahan rekor Muri sajian makanan berbahan dasar sagu adalah momen yang dibutuhkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Pemecahan rekor Muri sajian makanan berbahan dasar sagu ini adalah ruang yang dibutuhkan UMKM dan masyarakat yang menggantukan diri pada panganan olahan sagu,” kata Bodewin Wattimena disela-sela kegiatan di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (20/8/2022).
Menurut Bodewin Wattimena, selain pemecahan rekor Muri sajian makanan berbahan dasar sagu dalam rangkah HUT ke-77 Provinsi Maluku, event-event lainnya yang digelar pemerintah semuanya harus melibatkan para UMKM sebagai ajang promosi.
“Minimal kegiatan ini untuk promosikan produk-produk UMKM,” imbuhnya.
Baca juga: Pecahkan Rekor MURI, 521 Makanan Berbahan Dasar Sagu Ludes dalam Sekejap
Wattimena mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon juga turut memberikan dukungan bagi UMKM dengan inovasi Jiku Bata atau Sudut Balai Kota yang akan diluncurkan pada puncak HUT Ke-447 Kota Ambon, 7 September mendatang.
Melalui program itu, UMKM diberikan kesempatan untuk memasarkan produknya di Balai Kota Ambon.
“Itu merupakan bagian dari upaya kita memberdayakan UMKM,” terangnya.
Diketahui, sebanyak 521 Jenis Panganan Lokal berbahan dasar sagu merupakan salah satu rangkaian memperingati HUT ke-77 Provinsi Maluku. Ratusan resep makanan berbahan dasar sagu ini merupakan hasil kreatifitas Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Maluku. Penamaan namanya pun unik dan diberi aksen dan Bahasa sehari-hari Maluku, seperti Balagu yang artinya Bola-bola Sagu, atau juga Bola Kanes. Tak hanya nama yang unik, Ibu-ibu TP PKK Maluku juga mempertimbangkan kadar gizi saat menciptakan olahan makanan ini. (*)