Travel
Jembatan Penyeberangan Namano-Ihamahu, Rekomendasi Wisata Permandian di Akhir Pekan
Sebelum mencapai jembatan penyeberangan itu, pengunjung harus melewati pintu masuk yang letaknya tepat di depan Jalan Trans Seram.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar
TRIBUNAMBON.COM - Beberapa waktu lalu, sebuah jembatan penyeberangan speedboat jurusan Namano – Ihamahu menjadi perbincangan warganet di sosial Media Sosial (Medsos).
Rupanya jembatan penyeberangan itu diperkaya dengan keindahan alam hutan mangrove.
Jembatan kayu berukuran dua meter dengan panjang sekitar 100 meter yang berada di sepanjang Teluk Namano, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah itu menjadi salah satu lokasi yang direkomendasikan bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi wisata permandian air laut.
Terutama di akhir pekan, tempat permandian ini kerap ramai dikunjungi warga lokal.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke bagian selatan Pulau Seram ini juga bisa mampir sejenak, jika ingin menikmati sendiri pengalaman itu, atau bahkan hanya sekedar mengabadikan momen di hutan mangrove melalui layar gawainya.
Akses menuju ke jembatan penyeberangan Namano – Ihamahu
Untuk tiba di sana, pengunjung hanya perlu waktu sekitar 15 menit dari pusat Kota Masohi menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Sebelum mencapai jembatan penyeberangan itu, pengunjung harus melewati pintu masuk yang letaknya tepat di depan Jalan Trans Seram.
Jembatan dengan panjang 100 meter itu akan menghantarkan setiap langkah wisatawan menikmati sisi kanan dan kiri yang dipenuhi tanaman mangrove dengan air jernih di bawahnya.
Pemandangan itulah yang membuat wisatawan betah berlama-lama di sepanjang jalan menuju pesisir laut.
Berswafoto adalah hal wajib yang tak boleh dilewatkan ketika memasuki jembatan hutan bakau ini.
Begitu keluar dari pepohonan bakau itu, mata pengunjung akan dimanjakan dengan pesona laut berwarna biru tosca.
Baca juga: Tersembunyi Diantara Rumah Warga, Ini Sejarah Benteng Middelburg di Negeri Passo Ambon
Jernihnya air laut di sekitar jembatan itu membuat biota yang hidup di dasar laut bisa terlihat dari bagian atas jembatan.
Sebatang pohon berdiri kokoh di sisi kanan jembatan juga memaksimalkan keindahan.
Ketika air pasang, tempat itu dipenuhi warga sekitar.
Mereka menjadikan jembatan itu sebagai wahana pemandian.

Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa kerap menghabiskan waktu sore mereka dengan berenang di sekitar jembatan.
Melompat dari ketinggian jembatan merupakan salah satu aktivitas favorit anak-anak di sana.
"Biasanya nanti sore-sore itu anak-anak dong datang mandi-mandi disini," ujar Adi, seorang warga sekitar.
Ada yang sekedar duduk menikmati angin sepoi-sepoi sambil lalu melihat perahu atau pun speedboat yang berlalu lalang di perairan Teluk Namano.
Menurut Adi, tempat ini masih jarang dikunjungi wisatawan luar.
Itulah kenapa setiap harinya terlihat begitu sepi, hingga nanti di sore hari warga sekitar datang dan langsung menuju ke ujung dermaga.
"Kalau orang luar kayaknya kurang sih, tapi mungkin saja ada yang datang untuk foto-foto, cuman jarang juga sih,” pungkasnya.
Adapun ujung jembatan itu digunakan sebagai ‘dermaga mini’.
Di dermaga itu, setiap Senin hingga Sabtu, ada satu unit speedboat biasa melayani penumpang yang hendak menyeberang dari Pulau Seram menuju ke Pulau Saparua.(*)