Global

Jembatan Terakhir Evakuasi Warga dari Severodonetsk Dihancurkan Pasukan Rusia

Hal itu membuat warga sipil yang tersisa terjebak dan tidak mungkin mengirimkan pasokan kemanusiaan, kata Sergiy Gaiday gubernur Luhansk, seraya menam

Editor: Adjeng Hatalea
(AFP PHOTO/ARIS MESSINIS)
Sebuah gambar yang diambil pada 22 Mei 2022, menunjukkan jembatan yang hancur yang menghubungkan kota Lysychansk dengan kota Severodonetsk di wilayah Donbas, Ukraina timur, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.(AFP PHOTO/ARIS MESSINIS) 

SEVERODONETSK, TRIBUNAMBON.COM - Jembatan terakhir di Severodonetsk, Ukraina dihancurkan Pasukan Rusia.

Jembatan itu merupakan rute terakhir untuk mengevakuasi warga dari kota Severodonetsk di timur negara yang dilanda perang itu.

Hal itu membuat warga sipil yang tersisa terjebak dan tidak mungkin mengirimkan pasokan kemanusiaan, kata Sergiy Gaiday gubernur Luhansk, seraya menambahkan bahwa sekitar 70 persen dari kota itu berada di bawah kendali Rusia.

Ukraina sebelumnya mendesak Barat mengirimkan lebih banyak senjata berat Barat untuk membantu mempertahankan Severodonetsk, yang menurut Kyiv dapat menjadi kunci pertempuran untuk wilayah Donbass di timur dan jalannya perang Rusia Ukraina yang sekarang memasuki bulan keempat.

Pada Senin (13/6/2022) malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pertempuran untuk Donbass akan dianggap sebagai salah satu yang paling brutal dalam sejarah Eropa.

Polisi Brasil Bantah Temukan Mayat Jurnalis yang Hilang di Hutan Amazon

Wilayah tersebut, yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk, diklaim oleh separatis dukungan Rusia.

"Bagi kami, harga pertempuran ini sangat tinggi. Itu menakutkan," katanya dikutip dari Reuters.

"Kami menarik perhatian mitra kami setiap hari pada fakta bahwa hanya sejumlah artileri modern yang cukup untuk Ukraina yang akan memastikan keunggulan kami."

Tujuan utama Rusia adalah untuk melindungi Donetsk dan Luhansk, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (13/6/2022), setelah pemimpin salah satu wilayah separatis meminta pasukan tambahan dari Moskwa.

Moskwa juga mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara lain karena mengirim senjata ke Ukraina dan mengancam akan menyerang target baru jika Barat memasok rudal jarak jauh.

(Kompas.com / Aditya Jaya Iswara)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved