Pukul Manyapu

Turut Ikut Atraksi Pukul Manyapu, Kasdam XVI Pattimura; Pahami Sejarah dan Pererat Tali Persaudaraan

Kasdam XVI/ Pattimura, Brigjen TNI Stepanus Mahury berharap genarasi muda dapat memahami sejarah Tradisi Pukul Manyapu di Negeri Mamala dan Morella

Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Adjeng Hatalea
Courtesy / Pangdam Pattimura
MALUKU: Kasdam XVI/ Pattimura, Brigjen TNI Stepanus Mahury, sedang memukul salah satu peserta yang ikut tardisi pukul sapu lidi, Senin (9/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com Alfino Risanto

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kasdam XVI/ Pattimura, Brigjen TNI Stepanus Mahury berharap genarasi muda dapat memahami sejarah Tradisi Pukul Manyapu di Negeri Mamala dan Morella

Sehingga, dapat mempererat tali persaudaraan di masyarakat Maluku, khususnya di dua negeri yang bertetangga itu.

"Tradisi Pukul Sapu Lidi ini sebagai sarana mempererat tali persaudaraan masyarakat,"ujar Kasdam usai menonton acara tersebut, Senin (09/5/2022).

Tradisi Pukul Manyapu yang di pentaskan setiap 7 Syawal atau setelah Idul Fitri ini menggambarkan perjuangan Kapitan Telukabessy bersama pasukannya pada masa penjajahan Portugis dan VOC pada abad ke- 16.

Dimana pada tahun 1646 setelah perang berakhir saat itu acara perpisahan Kapitan Tulukabesy, Malesi dan masyarakat tanah Hitu yang berjuang mempertahankan Benteng Kapahaha dari VOC Belanda di gelar.

Baca juga: Atraksi Pukul Manyapu di Morella, Peserta Pakai Daun Jarak tuk Sembuhkan Luka Sabetan

Pada perpisahan tersebut, turut pula rombongan pemuda Kapahaha yang mempertunjukkan Atraksi Pukul Manyapu.

Untuk mengenang perjuangan berdarah pada Perang Kapahaha yang dipimpin langsung oleh Kapitan Telukabessy.

"Acara tradisi ini sebagai cara untuk mengenang sejarah perjuangan pahlawan serta pendahulu kita, para generasi saat ini yang masih bisa menikmati tradisi ini harus memahami baik."ucapnya.

Selain itu juga Kasdam sangat mengapresasi acara pukul sapu Lidi di Desa Mamala dan Morela.

Pasalnya setiap tahunya ribuan masyarakat baik dari wilayah Leihitu maupun dari Ambon pasti memadati dua lokasi tersebut

"Ini menunjukkan antusias masyarakat yang ingin menonton secara langsung tradisi adat yang memiliki banyak makna dan nilai sejarah di dalamnya," tandasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved