Pukul Manyapu Morella
Ritual Adat Sebelum Pukul Manyapu di Morella; dari Ambil Obor Kapitan Telukabessy hingga Panas Pela
Atraksi pukul manyapu di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) bakal digelar, Senin (9/5/2022) nanti.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Atraksi pukul manyapu di Negeri Morella, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) bakal digelar, Senin (9/5/2022) nanti.
Sebelum atraksi itu dimulai, ada beberapa ritual adat yang harus diikuti warga Morella terlebih dulu.
Pertama, satu hari sebelum atraksi pukul sapu berlangsung, mereka harus pergi ke lokasi Benteng Kapahaha, yang terletak di hutan negeri setempat pada sore hari untuk mengambil obor milik kapitan Telukabessy.
Baca juga: Tiga Hari Lagi Ada Atraksi Pukul Manyapu di Morella Maluku, Begini Kesiapannya
Dikhususkan bagi turunan asli dan anak cucu dari kapitan Telukabessy saja, yang kini di Morella menyandang marga Leikawa yang bisa mengambil obor itu.
Nantinya ada empat orang yang mengawal obor Telukabessy dari benteng kapahaha hingga ke rumah adat Leikawa.
Mereka mengenakan baju warna biru yang berarti dari turunan Telukabessy, merah turunan Tuhe, hitam turunan Meteng dan kuning turunan Hiti.
Setelah tiba di rumah adat Leikawa, obor akan diinapkan selama satu malam sembari dijaga keempat orang tersebut.
Di malam itu juga, warga Morella akan menampilkan teatrikal perang Kapahaha dan hadrat.
"Ya, rituanya seperti itu. Jadi nanti naiknya ke lokasi benteng sore hari, kemudian lepas ibadah isya baru mereka turun sambil mengarak obor Telukabessy mengelilingi kampung sebelum diinapkan di rumah pusaka Leikawa," kata Ketua Panitia Pukul Sapu Negeri Morella, Hasan Afifudin Ameth kepada TribunAmbon.com di Morella - Maluku, Kamis (5/5/2022).
Keesokan harinya di pagi hari, tarian hadrat tetap dilanjutkan dan disambung dengan lomba lari maraton dan juga mendayung (panggayong manggurebe) yang diikuti warga setempat.
Selanjutnya di siang hari atau tepatnya setelah ibadah dzuhur, empat penjaga obor Telukabessy keluar dari rumah adat Leikawa dengan mengarak obor mengelilingi arena yang akan dijadikan sebagai lokasi pukul sapu lidi.
Di arena pementasan, barulah raja Negeri Morella dan para tokoh adat menyulutkan obor sebagai penanda akan dimulainya atraksi pukul sapu lidi.
"Yang paling terakhir dari acara ini yaitu panas pela negeri adik kaka Morella, Waai, Soya dan Kaibobu. Semua akan berkumpul sambil menyanyi lagu gandong," tandasnya.
Untuk diketahui, atraksi khas warga Morella ini sebagai bentuk penghormatan mengenang perjuangan Kapitan Telukabessy, Malesi dan masyarakat tanah Hitu pada umumnya dalam melawan penjajah.
Perang yang terjadi di Benteng Kapahaha itu berlangsung selama 9 tahun.
Setelah perlawanan berakhir, para pejuang di masa itu melakukan perpisahan yang diselingi dengan pementasan atraksi pukul sapu lidi.
Dari sinilah, ritual adat ini kemudian digelar hingga saat ini oleh warga Negeri Morella.
Tradisi yang sudah ada sejak tahun 1646 silam dan turun-temurun hingga saat ini. (*)