Geliat UMKM

Punya Cita Rasa Berbeda, Kopi Tuni Khas Maluku Mulai Singgah di Hati Pecinta Kopi

Pohonnya asli dari bumi Maluku, tumbuh liar di area pinggir pesisir pantai dengan ketinggian 1 mdpl dan tersebut di pegunungan.

|
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Adjeng Hatalea
TribunAmbon.com/Ridwan
KOPI MALUKU: Berbagai varian Kopi Tuni khas Maluku yang mulai diminati pecinta kopi di Indonesia, produknya mulai ikut dijajakan UKM Mama Olla di Pasar oleh-oleh Tantui, Jalan Sultan Hasanuddin, Sirimau, Kota Ambon. 

Laporan Wartawan Tribun Ambon.com, Ridwan Tuasamu

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sebagian besar kalangan pecinta kopi selama ini hanya mengenal biji kopi yang berasal dari Pulau Jawa dan sekitarnya.

Sedangkan Maluku lebih dikenal dengan rempah-rempah semacam pala, cengkih hingga cokelat.

Namun ternyata, Maluku juga memiliki satu jenis kopi yang kini mulai diminati masyarakat, bahkan hingga ke Pulau Jawa.

Yakni Tuni, yang dalam bahasa tradisional dapat diartikan orisinil atau asli.

Pohonnya asli dari bumi Maluku, tumbuh liar di area pinggir pesisir pantai dengan ketinggian 1 mdpl dan tersebut di pegunungan.

Tumbuhnya juga di antara pepohonan lain dan bukan merusak produk monokultur.

Disperindag Maluku Pastikan Stok Bahan Pokok Mencukupi Selama Ramadan, Beras Tersedia 2.472 Ton

Biji kopi andalan Bumi Raja-raja itu mulai diperkenalkan tahun 2019 oleh Yayasan Kopi Maluku melalui Koperasi Seribu Kopi Maluku.

Kopi Tuni sendiri banyak didapatkan dari para petani dari Pulau Seram seperti Namasula, Buano, Saleman, Saunuli hingga Maluku Tenggara.

Kini kopi khas dengan branding Tuni itu mulai dijajakan sejumlah Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di Kota Ambon.

Salah satunya, UKM Mama Olla yang berada di kawasan pasar Tantuiz Jalan Sultan Hasanuddin, Sirimau, Kota Ambon.

Menurut Bagian Marketing produk Kopi, Dave, komoditi andalan Maluku itu berbeda dengan biji yang biasanya didapat di Pulau Jawa.

Pasalnya, Kopi Tuni memiliki cita rasa yang cukup berbeda dibanding produk lainnya yang selama ini dikenal.

"Rasanya itu tidak pernah asam, bijinya juga kecil banding yang lain," kata Dev, Rabu (23/3/2022).

Biji kopi tersebut dibeli dari petani seharga Rp.30 ribu per kilogram.

Kopi Tuni juga mendapat dukungan Bank Indonesia dan sempat ikut dalam pameran Gerakan Nasionalisme Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Tunjuk Sam Latuconsina jadi Ketua Relawan Golkar, Ramly Umasugi Dinilai Tak Paham Aturan Partai

Dalam pemasaran, Kopi Tuni dikemas dalam bentuk biji yang sudah di-roasting.

Selain dalam bentuk biji, terdapat juga produk yang sudah di grinder berupa bubuk kopi.

Untuk diketahui, kebanyakan petani menanam pohon Kopi Tuni berdamping dengan pala, cengkih dan rempah-rempah lainnya.

Hal itulah yang kemudian membuat kopi khas Maluku itu memiliki cita rasanya sendiri.

Kendati demikian,biji Kopi Tuni masih termasuk dalam golongan robusta dan Arabika.

Komoditi ini juga disebut aman untuk lambung dan tidak menyebabkan debaran jantung bagi penikmatnya.

Sudah berhasil menembus pasar lokal, Kopi Tuni juga rencananya bakal didorong agar bisa go internasional nantinya.

"Sudah sering kirim ke Jawa, kedepannya semoga bisa ekspor," tandasnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved