Konflik Rusia Vs Ukraina
Para Pembunuh Mencoba Membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Sebanyak 3 Kali
Laporan terbaru Times of London yang dilansir New York Post mengungkap bahwa para pembunuh telah mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Penulis: Sinatrya Tyas | Editor: Fitriana Andriyani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik NATO, Jumat (4/3/2022) malam, atas penolakan terhadap zona larangan terbang.
Kritik ini dilayangkan Zelensky beberapa jam setelah NATO mengumumkan tidak akan campur tangan melalui udara atau darat karena takut menciptakan konflik dengan Rusia yang bisa meluas ke bagian lain Eropa.
Para pemimpin aliansi bertemu di Brussels, Jumat, setelah Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada anggotanya, pihaknya telah menolak segala kemungkinan intervensi terhadap pasukan Rusia.
Pejabat Ukraina telah menyerukan zona larangan terbang, tapi para pemimpin NATO menolak, khawatir bisa memicu perang yang lebih besar.
Presiden Rusia Vladimir Putin, mengumumkan pada bulan lalu, memperingatkan agar negara-negara lain tak ikut campur.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina," ujar Stoltenberg, Jumat, dikutip dari The New York Times.
"Jadi, kami telah menjelaskan bahwa kami tidak akan mengambil gerakan di Ukraina, baik di darat maupun wilayah udara Ukraina."
Menciptakan zona larangan terbang di atas Ukraina akan membutuhkan pengerahan pesawat tempur NATO dan kemungkinan "menembak jatuh pesawat Rusia," ujarnya.
Ia memperingatkan, hal itu bisa menyebabkan "perang penuh di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan lebih banyak penderitaan manusia."
Zelensky, berbicara dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, mengkritik keputusan itu.
Menyebut KTT itu "lemah" dan "kalah".
Ia mengatakan pasukan Rusia menembaki warga sipil, daerah pemukiman, gereja, dan sekolah.
Zelensky menyebut keputusan untuk tidak membuat zona larangan terbang sama saja seperti "memberi lampu hijau" untuk lebih banyak pemboman.
"Semua orang yang akan mati mulai hari ini, mati karena Anda (NATO)," katanya berbicara pada pemimpin NATO.
"Karena kelemahanmu, karena perpecahan kalian."
