Global
Khawatir Invansi Rusia ke Ukraina, Liga Arab Bingung Memihak ke Siapa
Negara-negara anggota blok regional tersebut bergulat dengan loyalitas yang saling bertentangan. Sebagian besar negara-negara Liga Arab sejauh ini bel
KAIRO, TRIBUNAMBON.COM - Liga Arab pada Senin (28/2/2022) menyatakan kekhawatirannya atas invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan solusi diplomatik.
Negara-negara anggota blok regional tersebut bergulat dengan loyalitas yang saling bertentangan.
Sebagian besar negara-negara Liga Arab sejauh ini belum memihak ke salah satu sisi di perang Rusia vs Ukraina.
Adapun Pemerintah Timur Tengah dan Afrika Utara berhati-hati dalam menanggapi Rusia, yang merupakan pemasok utama gandum dan senjata di kawasan itu.
Pada saat bersamaan mereka tidak ingin mengabaikan Amerika Serikat, yang mendukung Ukraina dan merupakan sekutu kekuatan besar di Timur Tengah.
Setelah pertemuan luar biasa yang diadakan pada hari kelima invasi Rusia, Liga Arab yang bermarkas di Kairo dengan 22 anggota mengeluarkan pernyataan mencerminkan keinginannya untuk tidak memihak siapa pun.
Mereka pun mengingatkan pentingnya menghormati prinsip-prinsip hukum internasional, sambil memohon pengekangan dan solusi diplomatik.
Blok itu mengatakan, para anggotanya berjanji bekerja sama untuk memastikan keselamatan warganya, terutama pelajar, yang ribuan di antaranya terjebak di Ukraina.
Rusia adalah pengekspor gandum utama dunia dan Ukraina yang keempat, membuat Timur Tengah dan Afrika Utara rentan terhadap potensi kekurangan makanan pokok ketika jutaan orang di sana sudah bersusah payah untuk bertahan hidup.
Negara-negara Teluk, yang sudah lama bersekutu dengan Washington, sebagian besar tetap diam.
Pada Jumat (25/2/2022), Uni Emirat Arab bersama India dan China abstain dalam pemungutan suara resolusi Dewan Keamanan PBB--yang diveto oleh Rusia--yang menuntut penarikan segera pasukan Moskwa dari Ukraina.
Sementara itu Suriah, yang ditangguhkan Liga Arab pada 2011 dan rezimnya dibantu Rusia dalam perang saudara selama bertahun-tahun, jelas condong ke Moskwa.
Aljazair dan Sudan juga condong ke pihak yang sama, melihat hubungan militer mereka dengan Rusia dan Uni Soviet sebelumnya.
(Kompas.com / Aditya Jaya Iswara)
