Global

Rusia Tuding AS Provokasi Konflik Ukraina Agar Makin Panas

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuding AS berusaha memprovokasi konflik di Ukraina supaya semakin memanas.

Editor: Adjeng Hatalea
.(AP PHOTO/MARY ALTAFFER
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara kepada wartawan selama konferensi pers selama sesi ke-76 Majelis Umum PBB, Sabtu, 25 September 2021 di markas besar PBB.(AP PHOTO/MARY ALTAFFER) 

MOSKWA, TRIBUNAMBON.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuding AS berusaha memprovokasi konflik di Ukraina supaya semakin memanas.

Hal tersebut disampaikan Lavrov dalam pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melalui sambungan telepon, Sabtu (12/2/2022).

"Kampanye propaganda yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya mengenai agresi Rusia terhadap Ukraina mengejar tujuan provokatif," kata Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan pembicaraan tersebut.

Lavrov mengatakan, propaganda tersebut mendorong pihak berwenang di Kiev untuk menyabot perjanjian Minsk, sebagaimana dilansir AFP.

"Dan membahayakan upaya untuk menyelesaikan masalah Donbass dengan paksa," tambah Lavrov mengacu pada Ukraina timur.

Lavrov dan Blinken berbicara melalui telepon ketika Presiden AS Joe Biden dan Presiden Perancis Emmanuel Macron bersiap untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Washington memperingatkan bahwa invasi habis-habisan dari Rusia dapat dimulai kapan saja.

Ketegangan di Eropa Timur belum juga menunjukkan tanda mereda setelah Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentaranya mengepung perbatasan Ukraina.

Moskwa menuntut jaminan keamanan dari NATO untuk menarik pasukannya dari Eropa Timur. Rusia juga meminta jaminan agar Ukraina tidak diterima menjadi anggota NATO.

Washington dengan tegas menolak tuntutan itu sambil menawarkan untuk membahas perjanjian pelucutan senjata yang baru dengan Moskwa

Pada Sabtu, Lavrov menegaskan kembali bahwa Barat telah mengabaikan tuntutan kunci dari Rusia.

"Ditekankan bahwa masalah ini akan menjadi pusat penilaian kami terhadap dokumen yang diterima dari AS dan NATO," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.

(Kompas.com / Danur Lambang Pristiandaru) 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved