Hari Pers Nasional
Hari Pers Nasional 2022, CEO Tribun Network: Jurnalis Hadir untuk Mengabdi kepada Publik
Dalam kesempatan itu, CEO Tribun Network, Dahlan Dahi menyampaikan pentingnya jurnalis kembali ke khittah atau jalan perjuangannya yakni mengabdi kepa
TRIBUNAMBON.COM - Hari Pers Nasional (HPN) diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 9 Februari bertepatan dengan hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
HPN ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985.
Dalam rangka Hari Pers Nasional 2022 dilaksakan Konvensi Nasional Media Massa bertajuk "Membangun Model Media Massa yang Berkelanjutan" di kanal Youtube Dewan Pers Official pada Selasa (8/2/2022).
Dalam kesempatan itu, CEO Tribun Network, Dahlan Dahi menyampaikan pentingnya jurnalis kembali ke khittah atau jalan perjuangannya yakni mengabdi kepada publik.
Menurut Dahlan, menjadi wartawan bukan cuma tentang cara mencari, mengolah, dan mendistribusikan berita.
Lebih dari tiu, wartawan adalah tentang paham atau keyakinan bahwa produk jurnalistik pertama-tama bertujuan untuk publik, bukan untuk memihak pada kekuasaan.
"Jadi kita harus kembali ke khittah kita yaitu bahwa Tuhan menciptakan profesi jurnalis untuk mengabdi sebesar-besarnya kepada publik. Untuk melindungi, memperkuat, dan memihak publik," kata Dahlan.
Dahlan mengakui hal tersebut memang terdengar seperti klise.
Namun demikian, kata dia, semakin lama bergelut di dunia media massa, ia semakin paham bahwa media dalam situasi hari ini harus memerankan diri sebagai jurnalis.
Ia menjelaskan paham jurnalisme mengakui publik sebagai media pengabdian.
Artinya, kata dia, publik setempat.
Setiap lokasi, lanjut dia, memiliki value atau nilai.
Indonesia sebagai sebuah lokasi misalnya, kata dia, menjunjung tinggi nilai bahwa manusia harus bertuhan dan ateisme tidak punya tempat di bumi Indonesia.
"Sekarang saya tanya kepada Anda sekalian, kalau satu berita itu populer, tapi mendorong orang untuk tidak bertuhan, apakah berita seperti layak dipromosikan oleh wartawan? Tidak. Karena wartawan memihak pada publik termasuk memperkuat value yang dia yakini," kata dia.
Contoh lainnya, lanjut Dahlan, di Indonesia dari Aceh sampai Papua mengakui satu value yang penting yaitu anak harus berbakti pada orang tuanya.