Bentrok di Pulau Haruku
Pengungsi Kariu Ingin Cepat Pulang
Pengungsi Kariu di Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah berharap pemerintah daerah segera membangun kembali rumah.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Pengungsi Kariu di Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah berharap pemerintah daerah segera membangun kembali hunian layak bagi mereka.
Didatangi TribunAmbon.com di pengungsian, salah satu warga Kariu, Weni Werinusa mengungkapkan keinginan hatinya yang ingin secepatnya bisa kembali lagi ke kampung kelahirannya.
Namun sayang rumahnya juga ikut rusak akibat insiden yang terjadi.
Sehingga dia berharap pemerintah dapat segera membangun hunian layak bagi mereka.
"Saya minta dari pemerintah, rumah-rumah bisa segera dibangun," kata Weni di Aboru, Pulau Haruku, Maluku Tengah, Sabtu (29/1/2022).
Baca juga: Rawan Konflik, Masalah Tapal Batas di Pulau Haruku akan Diselesaikan
Baca juga: Tim Kemenko Polhukam Sudah Tiba di Ambon, Ini Agendanya
Dia menyebutkan, hal serupa bukan baru pertama kali terjadi melainkan kejadian kemarin merupakan kali kedua yang membuat seluruh warga Kariu harus mengungsikan diri ke desa tetangga.
"Ini kan bukan baru kali ini saja tapi kita sudah pernah juga kayak begini,"kata dia dengan ekspresi wajah seakan tidak mau hal itu terulang ketigakalinya.
Meski begitu, rasa trauma tampak masih terlihat di wajah para pengungsi, sehingga mereka meminta jika sudah kembali diharapkan ada jaminan keamanan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Maluku.
"Cuma harapan dari Beta kalau Katong (kita) pulang lalau terjadi kejadian yang sama itu bagaimana. Jadi Beta berharap ada jaminan dari pemerintah,"harap dia.
Diketahui bahwa beberapa hari lalu telah terjadi bentrok antar warga Kariu dan Dusun Ori, Negeri Pelauw yang membuat sebagian besar warga Kariu harus kehilangan rumah.
Bahkan seluruh warganya terpaksa lari menyelamatkan diri ke kampung tetangga.
Insiden itupun sontak menarik perhatian warga Maluku dan Indonesia.
Banyak pula yang mendoakan Maluku tetap aman dan tidak terprovokasi isu-isu yang dapat membahayakan kehidupan orang Basudara di Maluku.(*)