Dualisme Musyawarah Hena Hetu di Ambon, Pemuda Jazirah: Gubernur Murad Ismail Tak Perlu Dilibatkan

Komunitas Pemuda Jazirah Bersatu (PJB) minta kemelut dualisme musyawarah yang terjadi dalam Hena Hetu tak melibatkan Gubernur Maluku, Murad Ismail.

Ode Dedy Azis
Pemuda Jazirah Bersatu menggelar konferensi Pers, Rabu (1/12/2021) malam. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Komunitas Pemuda Jazirah Bersatu (PJB) minta kemelut dualisme musyawarah yang terjadi dalam Hena Hetu tak melibatkan Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam kepentingan kelompok tertentu.

Hal itu diungkapkan saat menggelar konferensi pers pada salah satu cafe di Jl. Ir. M. Putuhena, Rabu (1/12/2021) malam.

"Terkait persoalan dalam badan Hena Hetu, kita ingin, agar Gubernur Maluku tak digiring untuk terlibat dalam persoalan atau kepentingan beberapa kelompok yang ada di Hena Hetu Jazirah Leihitu," ujar Juru Bicara PJB, Jeki Sanalu, Rabu.

Baca juga: Wali Kota Adam Rahayaan Ingatkan Kepala Sekolah dan Guru Jangan Terlibat Politik Praktis

Sekelompk anak muda Jazirah Leihitu tersebut menginginkan, agar Murad Ismail ditempatkan sebagai sosok yang dituakan dan tak memihak pihak manapun dalam persoalan yang terjadi pada organisasi masyarakat adat Hena Hetu.

"Di Jazirah, Murad Ismail merupakan sosok yang dituakan. Harusnya tidak digiring untuk memihak kelompok manapun dalam persoalan yang terjadi di dalam Hena Hetu,"

Jeki melanjutkan, menurutnya dengan upaya menggiring Gubernur Maluku untuk memihak pada kelompok tertentu, maka dapat memicu konflik antar kelompok masyarakat di Jazirah.

"Kami meminta Gubernur Maluku untuk dapat mempersatukan dualisme kelompok dalam badan Hena Hetu, sehingga antar masyarakat pun tak terkotak-kotak. Panggil semua pihak yang berkepentingan dan duduk bersama untuk dipersatukan," kata dia.

Seperti diketahui sebelumnya, organisasi masyarakat adat Jazirah Leihitu, Hena Hetu akan menggelar Musyawarah pada tanggal 25 November 2021 lalu.

Namun, telah terjadi dualisme kepentingan kelompok dalam badan Hena Hetu sehingga masing-masing kelompok memiliki versi musyawarahnya sendiri.

Satu kelompok menyebut Musyawarah Luar Biasa (Muslub), sementara yang lainnya menyebut Musyawarah Besar (Mubes).

Oleh sebab itu, sebagai sosok yang dituakan, Gubernur Maluku, Murad Ismail diminta harus dapat mempersatukan kedua kelompok tersebut untuk kepentingan Hena Hetu kedepannya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved