Kuti Kata Maluku
Kuti Kata; Beta Dapa, Beta Polo, Beta Kele Rapat-rapat
Ini penggalan syair lagu Pop Maluku berjudul "Panggayo", yang mengungkapkan "kas' tumpa rindu par nona"
"Beta polo" (=ku peluk), sebagai tindakan berlanjut dari "beta dapa" maka "beta polo" adalah ungkapan yang menerangkan "kas' tumpa rindu" (=menumpahkan rasa rindu) karena "pung sanang apa lai" (=sangat senang/bersukacita).
Dan ungkapan itu "seng maeng-maeng" (=jujur/tidak dibuat-buat), sekaligus menerangkan "tapisah tuh biking stengah mati, jadi jang lai" (=terpisah itu membuat susah hati, jadi jangan terjadi lagi).
Ada yang seperti "palasi" (=tidak mau lagi/tobat) karena "buang badang dari orangtotua deng basudara tuh tar sadap" (=menjauhkan diri dari orang tua dan saudara itu tidak enak).
Dalam konteks "orangtotua deng anana" (=orangtua dan anak), ungkapan "beta polo" harus dipahami dari "mama papa pung piara" (=pemeliharaan mama dan papa).
Lebih lagi "mama polo par kasi susu" (=gendongan mama saat menyusui) atau "papa dukung pas jatuh saat ajar bajang" (=rangkulan papa saat anaknya jatuh waktu mengajarinya berjalan).
"Cinta itu tar ada dua di dunya, tar ada yang tanding" (=cinta itu tidak ada duanya di dunia, tiada tandingannya). "Itu yang biking rindu seng abis-abis" (=itu yang membuat rindu tiada habisnya).
"Beta kele rapat-rapat" (=kugandeng tanganmu erat-erat), suatu ungkapan yang menegaskan "beta pung nih" (=ini kepunyaanku).
Semacam proklamasi bahwa "ini beta pung" (=ini milikku).
Jadi "kele" itu semacam legalisasi kepemilikan yang menyatakan "beta pung" (=kepunyaanku).
Maka "kele yang batul" (=bergandenganlah yang benar), malah sering diucapkan pula "jang sampe salah kele" (=jangan sampai salah menggandeng tangan).
Bagi Jujaro-Mungare, "kele" adalah tindakan yang menerangkan "ini beta pung nona/nyong" (=ini kekasihku) dan biasanya ungkapan itu menerangkan saat "katong kaweng" (=menikah).
Dalam relasi orangtua-anak, "kele" menegaskan "ini beta pung ana" (=ini anakku), "ini beta pung mama deng papa" (=ini mama dan papaku), "biar kata orang mau bilang apa lai" (=walau orang mau berkata apa pun).
"Kele" tidak berhenti pada pernyataan "beta pung" (=kepunyaanku), tetapi sekaligus menandakan komitmen "beta jaga" (=kujaga) dan yang dijagai itu adalah "yang beta pung".
"Kalu seng beta la sapa lai?" (=jika bukan saya, siapa lagi).
"Mau harap orang jaga katong pung, sio bae kalu dia lia deng babae lai" (=mau mengharapkan orang mempedulikan milik kita, apakah dia bisa memperhatikannya dengan baik?).