Tarif Angkot di Ambon
Tarif Angkot Naik, Sapulette; Pelajar dan Mahasiswa hanya Bayar 50 % dari Harga Normal
Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette mengatakan harusnya pelajar dan mahasiswa hanya membayar tarif angkot setengah dari harga normal.
Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette mengatakan harusnya pelajar dan mahasiswa hanya membayar tarif angkot setengah dari harga normal.
"Untuk mahasiswa dan pelajar hanya bayar 50 % dari harga normal," Sapulette saat Special Interview di Studio TribunAmbon.com di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Ambon, Rabu (8/9/2021).
Dia mencontohkan, tarif angkot jalur IAIN Ambon semula Rp. 4000, namun dinaikkan menjadi Rp. 4.800.
Harga tersebut katanya, hanya berlaku bagi masyarakat umum. Sementara pelajar dan mahasiswa hanya membayar setengahnya, yakni Rp. 2.400 saja.
"Jadi memang dari dulu begitu aturannya. Hanya ada sopir angkt yang tidak menjalankan regulasi," kata Sapulette.
Baca juga: Ombudsman Minta Pemkot Ambon Turunkan Harga Pertalite, Sapulette; Mereka Harus Suarakan ke Pempus
Baca juga: Infrastruktur Terminal Mardika Ambon Tidak Memadai jadi Kendala Dishub Atasi Kemacetan
Dirinya menyebut, sehingga sebenarnya harga angkot bagi pelajar dan mahasiswa tidaklah mahal.
Dia mengatakan, apabila masih kedapatan pembayaran umum diberlakukan bagi pelajar dan mahasiswa maka akan ditindak tegas.
"Silakan melapor ke dishub kalau ada oknum sopir nakal," ucapnya.
Dijelaskan Sapulette, tarif baru angkot resmi berlaku kemarin, Selasa (7/9/2021).
Tarif angkot naik 30 persen dari harga normal, yakni sekitar Rp. 800 hingga Rp. 1200.
"Beda lagi kalau di pegunungan harganya naik 35 persen. Karena lebih banyak makan bahan bakar," ucapnya.
Menurutnya, untuk kawasan pegunungan memang tarifnya harus berbeda dengan lainnya.
Mengingat, perawatan untuk angkot di kawasan pegunungan itu memakan biaya yang cukup tinggi dari angkot yang beroperasi di kawasan yang dataran rendah.
Seperti pergantian ban yang setahun harus diganti sebanyak dua kali, kanvas rem hingga penggunaan absorsi bahan bakar yang lebih tinggi.