Dongeng Damai
HUT ke 86 GPM, Dongeng Damai Dibacakan Bersama Seorang Muslimah di Gereja
Eklin Amtor de Fretes yang dikenal sebagai seorang Ventriloquis Maluku membawakan dongeng cerita-cerita damai dalam acara tersebut.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
HUT ke 86 GPM, Dongeng Damai Dibacakan Bersama Muslimah di Gereja
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Rayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 86 Gereja Prostestan Maluku (GPM), Pendongeng di Maluku bacakan dongeng damai bersama seorang muslimah di Gereja Pniel, Wayame, Teluk Ambon, Sabtu (4/9/2021) sore.
Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, ratusan anak usia sekolah menghadiri acara Dongeng Damai yang diprakarsai oleh komunitas Rumah Dongeng Damai dan jemaat GPM Klasis pulau Ambon Utara.
Eklin Amtor de Fretes yang dikenal sebagai seorang Ventriloquis Maluku membawakan dongeng cerita-cerita damai dalam acara tersebut.
Eklin mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur perdamaian bagi anak-anak melalui dongeng.
"Dalam masa pandemi, anak-anak bisa jenuh dan stress dirumah, maka dengan mendongeng bisa menjadi kado kecil bagi anak-anak GPM untuk refreshing di HUT GPM ini," kata dia kepada TribunAmbon.com, Sabtu.
Lanjutnya, mendongeng menjadi salah satu cara untuk mengingatkan orangtua dalam mengasuh anak di era digital dengan tetap menanamkan nilai-nilai perdamaian.
"Ini menjadi pengingat orangtua dalam mengasuh anak di era digital dengan tetap menanamkan nilai luhur perdamaian, dan tidak mengandalkan Gadget untuk mengasuh anak," tandasnya.
Eklin berharap, melalui dongeng damai yang terus digencarkan, dapat merawat perdamaian yang ada di Maluku.
"Biarlah dongeng damai ini terus dihidupkan untuk merawat perdamaian di Indonesia maupun dunia," kata dia.
Menariknya, seorang muslimah asal Kebun Cengkeh, Ambon, Sukma Patty ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Mengenakan jilbabnya, Patty berperan sebagai karakter Laila dalam mendongeng bagi anak-anak GPM di gereja tersebut.
Ia mengaku, hal tersebut tergolong pengalaman baru baginya, karena mendongeng kepada kawan lintas agama di gereja.
"Ini pengalaman baru bagi saya, berjumpa dengan saudara-saudara beda agama, ini asik, saya harus banyak belajar mendongeng," kata perempuan 20 tahun tersebut.(*)