Tarif Angkot Naik
Rencana Tarif Angkot Naik di Ambon Tuai Pro Kontra Sopir Angkot dan Mahasiswa
Peraturan kenaikan tarif Angkutan Kota (Angkot) di Ambon pada 7 September mendatang, dianggap membebani sebagian penumpang.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Peraturan kenaikan tarif Angkutan Kota (Angkot) di Ambon pada 7 September mendatang, dianggap membebani sebagian penumpang.
Salah satu mahasiswa di Ambon, Basir Payapo menyatakan, apabila biaya angkot naik menjadi Rp 1.200, hal itu akan menjadi beban bagi mahasiswa.
"Sangat membebani bagi kami, pasalnya biasa kita bayar dari terminal ke Stain itu Rp 4.000 kini menjadi Rp 5.200," ujaranya pada TribunAmbon.com, Jumat (3/9/2021).
Menurutnya, kebijakan Pemerintah Kota Ambon menaikkan tarif angkot seharusnya berpihak pada dua sisi yang diuntungkan.
Di sisi lain, rencana kebijakan tariff baru ini diuntungkan Sopir Angkot.
Mereka justru bersyukur jika akhirnya kebijakan itu diterapkan.
“Bagus sebenarnya, karna harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini naik, makanya harga tarif juga naik supaya kami tidak dirugikan,” ungkap Gafar Bugis.
Gafar mengaku, jika tarif angkot tetap normal di angka Rp 4.000 untuk rute Stain-Terminal, pihaknya merasa dirugikan.
Belum lagi antrean panjang untuk bisa mendapatkan BBM yang memakan waktu.
“Dapat minyak susah, mesti antre berjam-jam,” kesalnya.
Untuk itu dirinya berharap, para penumpang dapat memaklumi kondisi ini.
“Semoga penumpang bisa memaklumi, apalagi di masa pandemi saat ini," tutupnya(*)
Berita ini ditayangkan berdasarkan hasil liputan Mahasiswa Magang asal IAIN Ambon: Haliyudin Ulima