Kuti Kata Maluku

Kuti Kata; Kasih Sa

Kita diajari bukan bahwa "nanti abis" (=nanti habis), melainkan "taunya ada sa" (=tetap ada saja).

Editor: Fandi Wattimena
Sumber; Pdt. Elifas Tomix Maspaitella
Ini ambe 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kumpulan pengajaran hidup yang "orangtotua su tanang" (=ditanamkan orangtua) "akang jua ajar par barbage" (=juga mengajari hal saling berbagi).

Namun ajarang tentang "kasih sa" (=berilah) bukan sekedar "barbage" (=berbagi), karena "ada labe" (=ada kelebihan), melainkan "kasih sa" (=berilah), "jang taku kata abis ka katong tar makang" (=jangan takut milik kita habis atau kita tidak akan bisa makan lagi), "kasih sa dari apa yang ada" (=berilah dari apa yang ada padamu).

Kita diajari bukan bahwa "nanti abis" (=nanti habis), melainkan "taunya ada sa" (=tetap ada saja).

"Jadi kalu ada basudara pung parlu, kasih sa" (=jadi jika ada saudara yang memerlukan sesuatu, berilah).

"Katong pung masih ada" (=apa yang jadi milik kita masih ada).

Sebab itu, misalnya seorang saudara harus ditolong dengan memberi kepadanya "kasbi sa isi" (=seisi ubi kayu), biasanya kita menganjurkan:

Baca juga: Kuti Kata; Sungguh E

Satu, "mari ambe kasbi sa isi" (=mari ambil seisi ubi kayu). Anjuran ini berarti "kasbi tuh su ada di dapor" (=ubi kayu itu sudah ada di dapur).

"Jadi mari ambe" (=jadi anjuran mari untuk mengambilnya) bermakna "maso ka dapor la ambe" (=masuk ke dapur untuk mengambil).

Dalam hal ini "mau sambunyi par apa, kalu ada tuh ambe, nanti kalu seng ada, lia jua apa yang ada" (=apa gunanya disembunyikan, kalau ada silahkan ambil, jika tidak ada silahkan lihat apa yang ada dan bisa diambil).

Jadi "mari ambe" (=marilah untuk mengambil) menunjukkan pada "seng sambunyi apapa" (=tidak menyembunyikan apa pun).

Dua, "mari katong pi kabong la gale jua" (=mari kita ke kebun lalu silahkan diambil/digali).

Artinya "seng ada di dapor lai" (=tidak ada lagi di dapur) "mar seng boleh kas tinggal sudara suara jatuh tanah ka bale deng kaki tangang ampa" (=tetapi tidak boleh membiarkan permohonan saudara itu sia-sia atau kembali pulang dengan tangan kosong/tidak membawa apa pun).

Jadi "mari katong pi ka kabong" (=mari kita pergi ke kebun) adalah ajakan langsung supaya "bisa ambe turut parlu" (=bisa mengambil seturut keperluan).

Dua hal itu penting dan dari situ biasanya "katong su tau sapa-sapa yang kurang" (=kita sudah mengetahui siapa yang berkekurangan).

Karena itu ada tindakan spontan dan "seng putus-putus" (=tidak terhenti~ menunjukkan pada perbuatan yang berkelanjutan) yaitu "pi antar lakas" (=segera diantar).

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved