Virus Corona

Varian Baru Virus Corona Hadir Kembali, Kappa dan Lambda Jadi Varian yang Dikhawatirkan Ilmuwan

Perang melawan Covid-19 varian Delta sedang berlangsung, tapi dua jenis virus lain muncul, yaitu Kappa dan Lambda.

Editor: Citra Anastasia
Freepik
Ilustrasi virus corona. 

TRIBUNAMBON.COM - Kasus virus corona di dunia semakin meningkat, termasuk Indonesia.

Penyebab melonjaknya kasus Covid-19 akhir-akhir ini adalah varian baru virus corona, yakni varian Delta.

Mulanya, varian Delta (B.1.617.2) dari virus corona yang menyebabkan gelombang kedua pandemi di India pada April dan Mei.

Saat perang melawan Covid-19 varian Delta sedang berlangsung, dua jenis virus lain muncul, yaitu Kappa dan Lambda, yang telah membuat para ahli kesehatan waspada.

Varian Kappa dan Lambda dari virus SARS-CoV-2 diberi label "variants of interest" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masing-masing pada bulan April dan Juni.

Menurut WHO, "variants of interest atau VoI" adalah varian yang telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas/beberapa kasus/cluster COVID-19, atau telah terdeteksi di banyak negara.

Baca juga: Mengenal Virus Covid-19 Varian Lambda, Bagaimana Gejalanya dan Seberapa Berbahaya?

Kedua varian itu juga dikatakan memiliki banyak mutasi pada protein lonjakan, yang bisa menjadi faktor yang menyebabkan penyebaran virus.

Dilansir CNBC TV18, ini hal-hal yang diketahui tentang varian Kappa dan Lambda.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona. (Freepik)

Kappa

Kappa (B.1.617.1), saudara dari varian Delta, telah ditemukan membawa lebih dari selusin mutasi.

Varian ini disebut sebagai “mutan ganda” karena dua mutasi yang teridentifikasi — E484Q dan L452R.

Telah ditemukan bahwa mutasi L452R Kappa membantu virus keluar dari respons imun alami tubuh.

Varian ini juga memiliki sub-garis keturunan — B.1.617.3 — yang dilacak dengan cermat oleh para ahli kesehatan.

Seperti varian Delta, Kappa juga pertama kali terdeteksi di India.

Varian tersebut merupakan 3 persen dari semua sampel yang dikirimkan oleh India dalam 60 hari terakhir ke GISAID yang berbasis di Munich, yang mengelola database global genom virus corona baru.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved