Global

WHO: Jalur Gaza Butuh Bantuan Kesehatan Lebih Banyak dan Segera

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (2/6/2021) mengungkapkan bahwa sekitar 200.000 orang Palestina dalam krisis kesehatan dan membutuhkan bantu

Editor: Adjeng Hatalea
(AP PHOTO/KHALIL HAMRA)
Ibu dari Yazan Al-zaharna, 9, menghiburnya saat dia beristirahat di rumah sakit Shifa di Kota Gaza, Kamis, (13/5/2021), di mana dia menerima perawatan untuk luka yang disebabkan oleh serangan Israel 10 Mei di dekat rumahnya di kota Jabaliya. (AP PHOTO/KHALIL HAMRA) 

GAZA, TRIBUNAMBON.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (2/6/2021) mengungkapkan bahwa sekitar 200.000 orang Palestina dalam krisis kesehatan dan membutuhkan bantuan kesehatan segera.

"Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak," kata pejabat WHO tentang dampak dari 11 hari bentrokan mematikan antara pasukan Israel dan Hamas, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (2/6/2021).

WHO mengatakan pihaknya perlu "meningkatkan tanggapan untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan" di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk di Tepi Barat.

"Situasinya bergejolak. WHO khawatir...dan meminta akses tanpa hambatan untuk petugas dan pasokan bantuan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza," ujar Rik Peeperkorn dari WHO.

Peeperkorn juga menyerukan untuk semua pasien rujukan dapat keluar dari Gaza kapan pun diperlukan untuk mendapatkan perawatan lebih memadahi.

Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta lebih dari 16 juta dollar AS (Rp 228,6 miliar) untuk membantu kebutuhan kesehatan orang-orang di Gaza.

Baca juga: 2 Kali Ditunda, 1090 Calon Jamaah Haji Asal Maluku Kembali Gagal Berangkat

Baca juga: Dikunjungi IKM, Kapolda Maluku Sebut Kejahatan di Ambon Tak Sebanyak Kota Lain

"Takut, cemas, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini," kepala ICRC Robert Mardini kepada Al Jazeera setelah mengunjungi wilayah Gaza yang dihancurkan oleh pemboman Israel.

"Jika eskalasi lebih pendek saja, rekonstruksi tetap membutuhkan waktu bertahun-tahun," imbuh Mardini.

Ia kemudian menyerukan untuk semua pihak kooperatif mencapai "solusi politik yang berarti untuk (mengakhiri) konflik yang sudah berlangsung lama ini" antara Palestina dan Israel.

“Sementara itu, kami benar-benar perlu meningkatkan bantuan kemanusiaan lebih besar di Jalur Gaza dalam jangka waktu pendek,” ungkapnya.

Serangan Israel 11 hari ke Gaza menghancurkan 1.800 unit tempat tinggal dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 bangunan lainnya, termasuk sekitar 74 bangunan umum di daerah-daerah.

Kehancuran itu memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.

Otoritas kesehatan Gaza mencatat ada sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak yang tewas dalam pertempuran 11 hari antara Israel dan Hamas.

Sedangkan otoritas Israel melaporkan setidaknya 12 orang termasuk 2 anak-anak yang tewas di Israel.

(Kompas.com / Shintaloka Pradita Sicca)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved