Global

Perancis Dorong Kembali Resolusi Gencatan Senjata Atas Konflik di Gaza

Perancis, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengajukan resolusi gencatan senjata dalam konflik Israel-Gaza.

Editor: Adjeng Hatalea
POOL PHOTO/MAHMUD HAMS via AP)
Bola api hasil ledakan kantor media Al Jazeera dan Associated Press di Gaza, setelah serangan udara Israel pada Sabtu (15/5/2021). Serangan itu dilakukan Israel setelah memberi waktu satu jam bagi penghuni gedung untuk mengevakuasi diri.( 

PARIS, TRIBUNAMBON.COM - Perancis, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengajukan resolusi gencatan senjata dalam konflik Israel-Gaza.

Presiden Perancis Emmanuel Macron berkoordinasi dengan mitranya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania, Abdullah II, untuk menyetujui resolusi gencatan senjata.

"Ketiga negara sepakat pada 3 elemen sederhana, yaitu penembakan harus dihentikan, waktunya untuk gencatan senjata, dan Dewan Keamanan PBB harus menangani masalah tersebut," kata Istana Elysee, istana kepresidenan Perancis, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (19/5/2021). Perancis telah menyerukan untuk gencatan senjata segera dalam beberapa hari, dan mengatakan mendukung mediasi yang dipimpin oleh Mesir.

Macron pada Senin (17/5/2021) menggarisbawahi pentingnya mediasi Mesir setelah melakukan pembicaraan di Paris dengan Sisi, meski ada kekhawatiran oleh para aktivis atas catatan hak asasi Kairo.

Dewan Keamanan PBB telah gagal mengadopsi deklarasi sederhana soal konflik Palestina dan Israel di Gaza.

Lantaran, Amerik Serikat, anggota tetap DK PBB dan sekutu setia Israel menolak 3 draft pernyataan sebelumnya yang diusulkan oleh China, Norwegia, dan Tunisia, yang menyerukan diakhirinya pertempuran.

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan bahwa selama pertemuan tertutup, para anggota DK PBB "mendengar proposal yang dibuat oleh rekan Perancis kami di Dewan, dan untuk China, tentu saja kami mendukung semua upaya untuk memfasilitasi diakhirinya krisis dan kembali pada perdamaian di Timur Tengah."

(Kompas.com / Shintaloka Pradita Sicca)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved