Profil Irene Sukandar, Grand Master Catur Putri yang Berhasil Kalahkan Dewa Kipas 3 - 0

Duel yang dilangsungkan di studio podcast Deddy Corbuzier itu menunjukkan dominasi Irene Sukandar atas Dewa Kipas dengan skor 3 - 0.

Editor: Fitriana Andriyani
Instagram @irene_sukandar
Profil Irene Sukandar, Grand Master Catur Putri asal Indonesia yang mengalahkan Dewa Kipas dalam duel yang ditayangkan Youtube Deddy Corbuzier. 

TRIBUNAMBON.COM - Laga Eksebisi catur antara Dewa Kipas alias Dadang Subur melawan woman grand master (WGM) Irene Kharisma Sukandar tuntas digelar.

Hasilnya, duel yang dilangsungkan di studio podcast Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021) sore WIB itu menunjukkan dominasi Irene Sukandar atas Dewa Kipas.

Dari empat babak yang diagendakan, laga disudahi dengan skor 3-0 buat sang Grand Master.

Pertandingan persahabatan itu juga dihadiri dua atlet catur Indonesia, yakni GM Susanto Megaranto dan WIM Chelsie Monica sebagai komentator laga tersebut.

Grandmaster wanita catur Indonesia, Irene Sukandar mengaku polemik tersebut telah membuat para pecatur profesional Indonesia merasa malu.
Grandmaster wanita catur Indonesia, Irene Sukandar mengaku polemik tersebut telah membuat para pecatur profesional Indonesia merasa malu. (Instagram irene_sukandar)

Lantas seperti apa sepak terjang dari Irene Sukandar dalam dunia catur selama ini?

Bernama lengkap Irene Kharisma Sukandar, sosok tersebut merupakan Grand Master Catur Putri asal Indonesia.

Wanita kelahiran 7 April 1992 ini mulai bermain catur saat berusia tujuh tahun dengan turnamen internasional pertamanya pada usia sembilan tahun.

Mengutip en.chessbase.com, pada usia dua belas tahun, dia bermain di Olimpiade Calvia pada tahun 2004, dan memperoleh medali perak.

Peringkat FIDE pertamanya adalah 2010 kemudian memperoleh gelar Women Grand Master (WGM) pada usia enam belas tahun 2008 di Olimpiade Dresden, Jerman.

Ia juga mencatatkan sebagai wanita pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.

Pada 2013 lalu, ia memperoleh gelar International Master gelar bagi pecatur laki-laki, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400.

Mengutip encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, kiprah Irene di dunia catur dimulai saat mengikuti kejurnas catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat.

Saat itu tim Sumatera Selatan kekurangan satu pemain dan ia pun akhirnya didaftarkan oleh tim Sumsel.

Hasil yang didapat kala itu belumlah menggembirakan karena ia sama sekali tak memperoleh nilai.

Tapi, sejak itu Irene Kharisma Sukandar merasa tertantang dan ia serius belajar catur sampai akhirnya masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved