Ramadhan 2021
Apakah Mengumpat atau Berkata Kotor di Media Sosial saat Ramadhan Dapat Membatalkan Puasa?
Bagaimana jika ada orang yang secara terang-terangan berkata kotor atau mengumpat saat berselancar di media sosial saat berpuasa?
TRIBUNAMBON.COM - Bulan Ramadhan 1442 Hijriah akan segera tiba.
Ini berarti umat Muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Puasa di bulan Ramadan pada hakikatnya menahan diri dari makan, minum, syahwat, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa.
Lantas bagaimana jika ada orang yang secara terang-terangan berkata kotor atau mengumpat saat berselancar di media sosial.
Apakah hal ini dapat membatalkan puasanya?
Baca juga: Bagaimana Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan jika Lupa Jumlahnya?
Baca juga: Apakah Menonton Video Mukbang Siang Hari di Bulan Ramadhan Dapat Membatalkan Puasa?
Tidak membatalkan puasa
Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta Musta'in Ahmad menjelaskan, umpatan yang dilakukan di media sosial tidak akan membatalkan puasa.
Meski begitu, mengumpat baik yang dilakukan di media sosial maupun dunia nyata dapat mengurangi pahala puasa.
" Mengumpat, berbohong, marah-marah, sumpah palsu, memandang dengan syahwat, bisa membatalkan pahala puasa (bukan batal puasanya tapi batal pahalanya)," kata Musta'in saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/4/2020).
Musta'in menjelaskan, hal tersebut merupakan perbuatan yang haram untuk dilakukan, terlebih sedang menjalani ibadah puasa.
Rasulullah SAW dalam salah satu hadis bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tidak meninggalkan perbuatan yang diakibatkan ucapan dustanya, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya terhadap perbuatannya meninggalkan makan dan minum (puasa)." (HR. Bukhari).
Hadis itu merupakan dalil bahwa orang yang menjalankan ibadah puasa sudah semestinya menahan diri dari perkataan kotor (seperti cacian maupun umpatan) dan perkataan dusta sebagaimana menahan diri dari makan dan minum.
Konsekuensinya, jika seseorang yang menjalankan ibadah puasa tetapi tidak bisa menahan diri dari ucapan kotor dan dusta, maka nilai ibadah puasanya menjadi berkurang. Tindakan itu juga menyebabkan munculnya kebencian Allah SWT, bahkan bisa berujung pada tidak diterima puasanya.
Dilarang mengumpat atau mencaci
Oleh karena itu, seorang muslim dilarang untuk mengucapkan umpatan dan cacian yang menyakitkan pihak lain.
Secara spesifik, Rasulullah SAW telah mengingatkan akan sikap dan tutur kata melalui salah satu sabdanya berikut ini:
"Apabila salah satu dari kalian sedang menjalankan ibadah puasa, maka janganlah berkata kotor, dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencelanya atau menyakitinya maka ucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa," (HR. Bukhari).
Musta'in mengatakan, orang-orang yang mengumpat tersebut tidak lebih mendapatkan lapar dan haus saja, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga," (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir).
Baca juga: Apakah Ada Restu Jokowi Terkait Majunya Moeldoko dalam KLB Demokrat?
Agar tidak melakukan umpatan, Musta'in memberikan tips yakni dengan melakukan pengendalian diri.
Selain itu, gunakan media sosial untuk lebih memperkuat ukhuwah atau persatuan antar anak bangsa.
"Toh, hakikat puasa itu menahan diri (imsak), istilah gaulnya, kalau baperan jangan berselancar di arus medsos," terang dia.
"Saling membantu, juga saling wasiat kebenaran dan kesabaran, dengan cara yang baik dan bijak, Bil hikmah wal mauidhotil hasanah," kata Musta'in.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengumpat Online di Media Sosial, Membatalkan Puasa atau Tidak?".