Balita 4 Tahun Hanyut di Sungai Diduga Terpeleset saat Temani Sang Kakak Berenang
Balita tewas hanyut di sungai saat temani sang kakak berenang. Kini sedang dalam pencarian.
Penulis: larasati putri wardani | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Balita 4 tahun bernama Muhammad Afi asal Desa Ujang Sekatak Kabupaten Bulungan Kaltara tewas hanyut di derasnya arus sungai.
Tepatnya di Sungai Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada Kamis (11/2/2021).
Dikutip dari Kompas.com, Amiruddin Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Tarakan mengatakan, jika korban awalnya menemani sang kakak berenang.
"Pada Kamis 11 Februari 2021 sekitar pukul 16.00 Wita, korban menemani kakaknya berenang," kata Amiruddin ketika dihubungi, Sabtu (13/2/2021).
Dan pihak kepolisian menduga balita terpeleset saat bermain-main di atas jembatan.
"Ia berada di jembatan, jadi analisa kami, korban terpeleset sehingga jatuh ke sungai," tambahnya.
Amiruddin menambahkan, jika dalam keseharian kakak beradik itu memang kerap bersama.
Baca juga: Usia Baru 23 Tahun, Wanita Ini Punya 11 Anak dan Masih Berencana Tambah Bayi Lagi
Baca juga: Dikira Ular, Ternyata Mayat Perempuan Setengah Terkubur Secara Terbalik dengan Kaki di Atas
Baca juga: Hamil Hubungan Gelap, Sepasang Kekasih Minta Janin Diaborsi, Dukun dan Pasangan Kekasih Ditangkap
Diketahui sang kakak mengalami gangguan bicara, dan adik menjadi penerjemah sang kakak.
Kini pihak Tim SAR terus melakukan pencarian terhadap korban balita tersebut.
Berdasar laporan yang diterima Tim SAR, terakhir kali korban memakai kaos merah dengan gambar spidermen, celana hitam, dan sandal jepit berwarna abu-abu.
Saat Tim SAR menerima laporan tersebut pihaknya kemudian menurunkan 6 personel.
"Tim SAR baru terima laporan sekitar pukul 21.00 Wita, kami terjunkan 6 personel dengan perahu RIB (Rigid Inflatable Boats)," ujar Amiruddin.
Dalam melakukan pencarian, Tim SAR mengalami kendala yaitu arus Sungai Sekatak yang sedang deras dan banyaknya bebatuan besar di tengah sungai.
"Ini hari ketiga pencarian, kami terkendala derasnya arus, dan banyaknya bebatuan besar ditengah sungai," terangnya.
Selain itu Tim SAR juga mengalami kendala terkait minimnya signal yang menyebabkan sulitnya komunikasi, namun Tim SAR terus berusaha.
"Nihilnya signal menjadikan kendala lain dalam komunikasi, tapi kami tetap berusaha melakukan pencarian, semoga segera ditemukan," tambah Amiruddin.
(Tribunambon.com/ Larasati Putri Wardani) (Kompas.com/ Ahmad Dzulviqor)
