Ambon Terkini
Ekosistem Teluk Ambon Terancam Rusak, Reklamasi Jadi Penyebab Utama
Reklamasi area pantai disebut menjadi penyebab utama penyempitan dan pendangkalan kawasan teluk yang berujung kerusakan.
Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fandi Wattimena
AMBON, TRIBUNAMBON.COM,- Ahli Perekayasa Muda Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Daniel Pelasula memastikan ekosistem di Teluk Ambon terancam rusak akibat ulah manusia.
Reklamasi area pantai disebut menjadi penyebab utama penyempitan dan pendangkalan kawasan teluk yang berujung kerusakan.
“Salah satunya juga reklamasi. Coba dilihat berapa hektar sudah luasan teluk yang kini menjadi daratan,” ungkap Pelasula kepada TribunAmbon.com, melalui panggilan telepon, Senin (18/1/2021) pagi.
Reklamasi katanya, terjadi hampir menyeluruh di pesisir Teluk Ambon bagian dalam dan juga teluk bagian luar.
Kawasan terparah itu di Galala hingga Tantui, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
“Pembangunan Jembatan Merah Putih juga menyisahkan sedimen yang cukup tinggi. Itu tidak dibersihkan sesuai dokumen amdal,” papar peneliti LIPI itu.
Kondisi itu diperparah dengan aktifitas Galian C, pembukaan lahan pemukiman hingga perilaku buruk pembuangan sampah di sungai dan laut.
Dari data terakhir yang dihimpun tahun 2008 dengan perbandingan riset tahun 1987.
Ditemukan rerata sedimen mengalami kenaikan sebesar 2,4 cm pertahun atau naik 6 kali lipat dibandingkan tahun 1987.
Meski belum ada riset lanjutan untuk memastikan kondisi terakir penumpukan sedimen di kawasan Teluk Ambon. Namun diperkirakan terus mengalami kenaikan dan juga penyempitan luasan akibat reklamasi.
Dampak dari itu adalah kerusakan ekosistem teluk. Mangrove, lamun hingga karang terancam rusak," paparnya.
Menurutnya, pemerintah Kota Ambon harus bergerak segera untuk menjaga ekosistem teluk.
"Bisa berupa regulasi untuk membatasi pembukaan lahan atau mengalihkan kawasan pemukiman di wilayah yang lebih aman," cetusnya.
Lanjutnya, pemanfaatan area pesisir teluk dan teluk sebagai ekowisata bisa membantu memulihkan dan menjaga ekosistem.
Menjadikan kawasan teluk seperti kebun raya mangrove teluk dinilai mampu mengembalikan dan menjaga kawasan itu.
Selain itu, dampak ekonomi dari konsep ekowisata itu akan membantu warga yang tinggal di pesisir teluk.
"Kebun raya mangrove, itu konsep yang tengah saya siapkan. Proposalnya sedang aku buat," tandasnya.