8 Anggota Keluarga Tertimbun, Persiapkan Resepsi Pernikahan saat Longsor Susulan di Sumedang Terjadi
Riswan mengatakan, saat kejadian longsor pertama sekitar pukul 15.30 WIB, seluruh anggota keluarganya sebenarnya sudah keluar dari rumah.
TRIBUNAMBON.COM - Duka menyelimuti Riswan (30) yang kehilangan anggota keluarganya tertimbun tanah longsor susulan di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (9/1/2021).
Riswan terbata-bata menceritakan insiden delapan anggota keluarganya tertimbun tanah longsor.
Hingga saat ini, delapan anggota keluarganya belum ditemukan.
Saat itu, Riswan dan keluarganya sedang menyiapkan akad dan resepsi pernikahan pada Minggu (10/1/2021)
"Ada delapan orang keluarga saya yang sampai saat ini belum ditemukan," ujar Riswan kepada Kompas.com di sekitar lokasi longsor menanti informasi terkait evakuasi keluarganya, Minggu (10/1/2021) sore.
Riswan mengatakan, saat kejadian longsor pertama sekitar pukul 15.30 WIB, seluruh anggota keluarganya sebenarnya sudah keluar dari rumah.
"Tapi kembali masuk karena masih ada tamu yang datang. Sebagian lainnya ada yang sedang merias ruangan. Tapi semuanya kembali masuk ke rumah setelah longsor pertama itu," kata Riswan.
Tak dapat selamatkan diri saat longsor susulan
Kata Riswan, ketika longsor kedua terjadi sekitar pukul 18.45 WIB, sebanyak delapan orang anggota keluarganya tak sempat menyelamatkan diri.
"Ya, semuanya di dalam rumah," ujar Riswan menahan tangis.
Riswan berharap, semua keluarganya ini dapat segera ditemukan tim SAR gabungan.

Korban Lainnya
Warga lainnya, Deti Siagian (41), mengaku kehilangan adik dan tiga orang keponakannya.
Deti mengatakan, adiknya Mersi Siagian (39), dan ketiga keponakannya Rosa Arga Pasaribu (13), Alvaro Pasaribu (6), dan Boston Pasaribu (1) tengah berada di dalam rumah saat longsor terjadi.
"Rumah adik saya berada paling atas, sudah enggak ada kabar sejak longsor pertama. Saat kejadian, di rumah itu ada adik dan anak-anaknya, suaminya lagi kerja," ujar Deti.
Deti berharap, dalam kondisi apa pun ditemukannya, tim SAR dapat segera menemukan anggota keluarganya ini.
"Kami pasrah, yang penting adik dan ketiga keponakan saya itu bisa segera ditemukan. Dalam kondisi apa pun itu," kata Deti. (*)
Masih Ada 27 Korban Hilang

Sebanyak 47 personel Basarnas diturunkan untuk melanjutkan pencarian korban longsor di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 3/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin (11/1/2021).
Berdasarkan data sementara, ada 27 korban yang hingga saat ini belum ditemukan.
Jumlah tersebut didapatkan dari polisi serta pihak keluarga yang melaporkan kehilangan saat kejadian longsor.
Kepala Basarnas Bandung, Deden Ridwansah mengatakan, dalam pencarian ini pihaknya mendapat bantuan dari anggota TNI, Polri, Pemerintah Daerah, organisasi SAR, sehingga total petugas yang melakukan pencarian mencapai 900 orang.
"Personel kami ada 47 orang, kalau petugas gabungan sekitar 900 petugas."
"Mudah-mudah dengan tim gabungan, sinergitas dan kerjasama yang baik semua korban bisa ditemukan," ujarnya saat ditemui di posko bencana longsor.
Menurut Deden, adanya petugas gabungan tersebut memang sangat diperlukan karena ada beberapa kendala yang menjadi kesulitan dalam melakukan pencarian korban di lokasi longsor tersebut.
Ia mengatakan, faktor yang menjadi kendala dalam pencarian korban ini karena material longsor sangat tebal, kontur tanah masih labil, dan ada potensi longsor susulan.
"Karena di atas (lereng), ada retakan. Tetapi kami sudah menempatkan 6-10 orang sebagai safety officer untuk memantau situasi pergerakan tanah di atas," kata Deden.
Dengan cara seperti itu, lanjut dia, petugas yang lain bisa leluasa melakukan pencarian.
Tetapi ketika turun hujan, semua pekerjaan akan kembali dihentikan.
"Jadi, itulah faktor yang sangat menyulitkan, intinya kondisi alam yang ada disana," ucapnya.
Atas hal tersebut, pihaknya berharap kondisi cuaca saat proses pencarian bisa tetap cerah, sehingga pencarian korban tersebut bisa dimaksimalkan dengan didukung sarana dan prasarana yang mencukupi.

Developer Perumahan Akan Diperiksa Polisi
Aparat kepolisian bakal segera meminta klarifikasi terhadap developer perumahan yang mengalami longsor di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 3/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Pasalnya, perumahan itu dibangun di atas lereng yang sangat labil dan gembur, sehingga lokasi tersebut dinilai tidak layak untuk dijadikan perumahan.
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, mengatakan, developer perumahan tersebut akan segera diminta klarifikasi terkait masalah perizinan, terutama analisis dampak lingkungan (Amdal).
"Ini sifatnya masih pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) dan penyelidikan. Jadi, bukan pemeriksaan, tapi istilahnya klarifikasi informasi," ujarnya saat ditemui di posko bencana longsor, Minggu (10/1/2021).
Eko memastikan, jika hasil karifikasi itu ditemukan tindak pidana, maka status dari proses tersebut akan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.
"Nanti dikumpulkan alat-alat buktinya terkait tindak pidana yang telah terjadi," kata Eko.
Namun, pihaknya belum ada rencana untuk melakukan pemanggilan bagi pihak developer karena saat ini pihaknya masih fokus evakusi para korban longsor.
Seperti diketahui, hingga Minggu (10/1/2021) total ada 13 korban yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, 25 selamat dan 27 korban hilang belum ditemukan akibat kejadian longsor tersebut.
"Jadi, kami sementara evakuasi dulu, dan hari ini juga mungkin akan diumumkan masa tanggap darurat," ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya memastikan terkait proses penyelidikan yang dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal itu akan tetap berjalan sesuai atuaran hukum yang berlaku.
"Tapi, proses evakuasi dalam tanggap darurat ini yang jelas akan menjadi prioritas. Sehingga kita biarkan dinas-dinas bekerja dulu, nanti setelah recovery, kita lakukan proses penyelidikan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku," kata Eko.
Bencana alam longsor terjadi di Perum Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021).
Berdasarkan laporan wartawan TribunJabar.id, longsor terjadi dua kali.
Longsor pertama yang dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil terjadi pada pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, longsor susulan terjadi pada pukul 19.30 WIB.
Menurut data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Sumedang, sampai Minggu (10/1/2021) dini hari, jumlah korban meninggal dunia mencapai 11 orang, lalu jumlah korban luka mencapai 18 jiwa.
Danramil Kecamatan Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang turut menjadi korban meninggal.
Mereka meninggal dalam longsor susulan.
"Saat itu mereka berada di lokasi untuk merespons longsoran pertama. Sementara ini, berdasarkan informasi dari BPBD, diperkirakan banyak orang masih tertimbun longsoran susulan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/1/2021).
Wartawan TribunJabar.id telah melihat lokasi longsor tersebut.
Berdasarkan pantuan di lokasi, Minggu (10/1/2021), tanah longsor di tebing setinggi 20 meter dan lebar 40 meter membuat 14 rumah warga rusak berat.
Sejumlah rumah bahkan masih tertimbun oleh material longsor tesebut.
Asep (40), warga sekitar, menceritakan detik-detik peristiwa longsor yang terjadi pada pukul 16.00 WIB.
Dia mengatakan, ketika itu cuaca sedang hujan deras.
Tiba-tiba, longsor pun menerjang belasan rumah.
Warga mendengar suara gemuruh yang cukup keras.
"Saat itu warga yang berada di lokasi berlarian keluar kompleks," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Lebih lanjut Asep menjelaskan, sebagian warga sedang berada di dalam rumah.
Dari sejumlah warga itu, ada sebagian yang berhasil menyelamatkan diri, ada juga yang langsung terjebak hingga tertimbun.
"Wilayah terjadinya longsor memang bertepatan di lereng terbing, dan itu merupakan kompleks perumahan yang sudah banyak dihuni banyak warga," ujar Asep.
Menurut Asep, longsoran yang pertama menimpa kompleks yang baru saja dibangun.
Material longsoran terus merambah ke lokasi yang ada di bawahnya.
"Yang miris lagi ada satu keluarga yang tertimbun dan sampai saat ini belum ditemukan," katanya.
Sampai Minggu (10/1/2021), petugas gabungan masih berupaya melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
Petugas tampak menggunakan berat karena material longsor cukup tebal.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, peristiwa bencana longsor itu menjadi sebuah keprihatinan dan duka mendalam.
"Saat ini, sudah ada 11 orang yang ditemukan meninggal. Kemungkinan masih banyak yang tertimbun, pencarian korban kembali dilanjutkan sejak pukul 09.00 WIB oleh TNI/Polri, Basarnas, BPBD, hingga Satpol PP, mudah-mudahan bisa secepatnya ditemukan," kata Dony.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Riswan, 8 Keluarganya Tertimbun Longsor Susulan di Sumedang Saat Siapkan Resepsi Pernikahan" dan tribunjabar.id dengan judul Masih Ada 27 Korban Hilang di Longsor Cimanggung, 47 Personel Basarnas Hari Ini Lanjutkan Pencarian.