Ambon Terkini
50% Kasus Positif Covid-19 Ambon Menyebar di Kecamatan Pusat Kota
Namun, sejak Maret 2020, sekira 50% Kasus Covid-19 Ambon di Kecamatan Pusat Kota. Tahun Baru 2021, Kasus Positif Terus Turun
Penulis: Welem Sabonu | Editor: Nur Thamsil Thahir
AMBON, TRIBUNAMBON.COM — Kasus penularan pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) di Kota Ambon, di awal tahun 2021 ini, menunjukkan tren penurunan.
Sementara, Sirimau, kecamatan di pusat Kota Ambon, masih menjadi wilayah penyumbang 50% total kasus (210 kasus positif) di ibukota provinsi Maluku ini.
Dari lima kecamatan di Ambon, Leitimur Selatan adalah wilayah administratif dengan kasus terendah; 1 kasus.
Leitimur Selatan adalah pemukiman dengan sekitar 12 ribu penduduk di punggung dataran tinggi Puncak Sirimau, di jazirah Ambon.
Dibanding 31 Desember 2020 lalu, hingga Rabu (6/2/2021) ini, ada penurunan 112 kasus.
Pada 31 Desember lalu terdapat total 539 kasus, suspek 13, dan kasus positif 526.
Tren ini terus menurun, di pekan pertama tahun baru ini.
Baca juga: Rekor Terbanyak Penambahan 9.321 Pasien Positif Covid-19, Total 797.723 Kasus per 7 Januari 2021
Baca juga: Razia ‘Mobil Nginap’ di Kota Ambon Berlanjut di Tahun 2021
Pada Senin 4 Januari misalnya, total 486, suspek 13 kasus, dan kasus positif 473.
Di hari berikutnya, Selasa 5 Januari 2021, juga turun menjadi 435 kasus.
Sedangkan suspek tetap 13 kasus, dan yang positif ada 422 kasus.
Terakhir, Rabu (6/1/2021) ada total kasus 427, suspek 13, positif 414 kasus.
Kecenderungan penurunan total kasus ini merujuk lansiran data Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, yang diterima TribunAmbon.com Kamis (7/1/2021).
Di awal Tahun Baru 2021 ini, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, menegaskan kembali pihaknya meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus.
Patroli disiplin penegakan protokol kesehatan diperketat.

Kini status Kota Ambon masih oranye, atal level penyebaran skala sedang atau satu tingkat dibawah zona merah.
“Kota Ambon untuk meningkat ke zona kuning saja, mengalami kesulitan,” kata wali kota kepada wartawan saat sidak awal tahun.
Kebijakan yang ditempuh saat ini antara lain pengawasan obyek kuliner malam.
Pemerintah juga memperhatikan nasib pedagang.
Seperti daerah lain di Indonesia, penanganan pasien terkonfirmasi positif terkendala terbatasnya anggaran daerah.
Satu pasien saat isolasi menelan biaya hingga puluhan juta.
Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito di Jakarta, mengungkap peta zonasi risiko tingkat kabupaten/kota pada pekan ini, membawa kabar baik.
Jumlah daerah zona merah atau risiko tinggi menurun signifikan dibandingkan pekan sebelumnya.
"Jika pada minggu sebelumnya terdapat 76 kabupaten/kota, maka pada minggu ini jumlahnya menurun menjadi 54. Tentunya ini adalah berita yang baik," kata Prof Wiku, mengabarkan dari Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/1/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Kabar baik lainnya ialah pada zona kuning atau risiko rendah yang jumlahnya pun meningkat dari pekan sebelumnya. Yakni dari 49 menjadi 57 kabupaten/kota.
Lalu, pada zona hijau tidak ada kasus baru, dalam sepekan ini juga meningkat dari 8 menjadi 11 kabupaten/kota.
Dan zona hijau tidak terdampak jumlahnya tetap yaitu 4 kabupaten/kota.
Meski demikian, hal yang perlu menjadi perhatian ialah pada zona oranye atau risiko sedang masih dihuni mayoritas kabupaten/kota di Indonesia.
Bahkan jumlahnya mengalami peningkatan dari sebelumnya 377 menjadi 388 kabupaten/kota.
"Penting untuk diketahui, bahwa zona oranye atau risiko sedang ini bukanlah zona aman. Apabila pimpinan daerah dan masyarakat harus lengah, maka zona risiko sedang ini merupakan pintu masuk menuju zona risiko tinggi," ia menekankan.
Oleh karenanya, Wiku meminta para pimpinan daerah untuk menangani pandemi di wilayahnya berjalan dengan baik. Sehingga kasus dapat ditekan dan daerah dapat berpindah ke zona risiko yang lebih aman.