Keputusan Abdul Mu'ti Tolak Jabatan Wamen Tuai Pujian dari Din Syamsuddin dan Hidayat Nur Wahid
Keputusan Abdul Mu'ti menolak bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Maju mendapat apresiasi dari Din Syamsuddin dan Hidayat Nur Wahid.
"Dalam suatu sikap proporsional: siap mendukung Pemerintah jika baik dan benar, dan tak segan-segan mengeritik serta mengoreksi jika salah, menyimpang atau menyeleweng," ujar dia.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi, Tri Rismaharini Jadi Menteri Sosial Gantikan Juliari Batubara
Baca juga: Ali Mochtar Ngabalin Tanggapi Isu Reshuffle Kabinet Indonesia Maju
Hidayat Nur Wahid
Sikap penolakan Abdul Mu'ti tersebut mendapatkan sejumlah apresiasi, terutama dari pihak oposisi.
Salah satunya politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid.
HNW, sapaan Hidayat, menganggap keputusan Abdul Mukti tepat.
Sebab, dengan berada di luar pemerintah, tetap bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat.
"Salut dengan sikap Prof Abdul Mukti, Sekum @muhammadiyah. Kontribusi memajukan Indonesia dan mencerahkan warganya, memang tetap bisa dilakukan dari luar Pemerintahan. Itu dipentingkn untuk check dan balances dengan independensi yang berintegritas, yang menguatkan demokrasi dan masyarakat madani," tulis Hidayat Nur Wahid dikutip dari Twitter pribadinya.
Detik-detik menolak jadi Wakil Menteri
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Muti menceritakan bagaimana detik-detik dirinya menolak tawaran menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelumnya, nama Abdul Muti sendiri sempat masuk radar Presiden Jokowi untuk menempati posisi wakil menteri pendidikan dan kebudayaan setelah ada keputusan untuk melakukan reshuffle.
Bahkan namanya pun sempat masuk dalam daftar orang yang akan dilantik Presiden Jokowi, Rabu (23/12/2020) bersama enam menteri dan lima wakil menteri lainya.
Kepada Kompas.com, Abdul Muti bercerita, dirinya sempat dihubungi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Mendikbud Nadiem Makarim, Selasa (22/12/2020) terkait jabatan wakil menteri.
Mendapat tawaran tersebut, dirinya mengaku harus bermusyawarah kepada pihak keluarga dan meminta nasihat dan petunjuk kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
"Perasaan saya biasa saja (ketika mendapat telepon). Saya sampaikan kepada Mendikbud, saya harus musyawarah dengan keluarga dan minta nasihat Pak Haedar selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah," ujarnya melalui aplikasi pesan WhatsApp, Kamis (24/12/2020).
Setelah melalui berbagai pertimbangan, dirinya kemudian memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju tersebut.
Baca juga: Resmi Dilantik Presiden Jokowi, Ini Pernyataan Para Menteri Baru Terkait Tugas Mereka
