Reshuffle Kabinet

Ali Mochtar Ngabalin Tanggapi Isu Reshuffle Kabinet Indonesia Maju

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengaku isu reshuffle kabinet tidak bisa diprediksi.

Instagram @Jokowi
Presiden Jokowi 

TRIBUNAMBON.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju.

Menurutnya, isu reshuffle tidak bisa diprediksi kapan waktu pelaksanaannya.

Hal itu lantaran penujukkan atau pun penggantian menteri merupakan hak prerogatif Presiden.

Baca juga: Jokowi dan Maruf Amin Gelar Pertemuan Tertutup, Reshuffle Kabinet Diumumkan Lusa?

Oleh karenanya, pengumuman terkait penggantian menter bisa dilakukan kapan saja sesuai keinginan Presiden.

"Jadi tidak bisa ada orang yang bisa memprediksi."

"Apakah sebelum 2021 atau setelah akhir tahun dan lain-lain, tidak bisa," ujar Ngabalin, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/21/2020).

Ali Mochtar Ngabalin melaporkan dua orang  atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/12/2020).
Ali Mochtar Ngabalin melaporkan dua orang atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/12/2020). (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha)

Ngabalin memahami, isu reshuffle ini santer terdengar sejak dua menteri Jokowi, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara, tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ia pun tak mempermasalahkan jika publik membuat prediksi-prediksi.

Kendati demikian, ia mengingatkan waktu pelaksanaan reshuffle belum dapat dipastikan.

Baca juga: Bergulir Isu Reshuffle Kabinet, Ini Nama-nama yang Berpeluang Jadi Menteri: Risma hingga Fadli Zon

"Hanya Tuhan dan Pak Jokowi yang tahu, karena otoritas yang diberikan kepada Presiden itu kan begitu," kata Ngabalin.

Ngabalin pun mengaku belum bisa memastikan sosok pengganti Edhy maupun Juliari.

Menurut dia, kursi tersebut bisa diisi oleh kalangan partai politik maupun non partai.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sudah sejak awal ia mengingatkan kepada jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) untuk tidak melakukan korupsi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sudah sejak awal ia mengingatkan kepada jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) untuk tidak melakukan korupsi. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Saat ditanya tentang kemungkinan digantinya sejumlah menteri yang masih menjabat, Ngabalin juga enggan menjawab.

Ia justru meminta publik bersikap arif dan bijaksana dengan tidak membuat asumsi tentang para menteri yang mungkin akan diganti.

Asumsi-asumsi itu, kata Ngabalin, akan mengganggu kinerja para menteri yang saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Menunggu Kejutan Jokowi di Rabu Pon, Benarkah Ada Reshuffle Kabinet?

"Saya minta publik bersabar dan tentu saya sebagai Tenaga Ahli Utama dari KSP membutuhkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat."

"Kalaulah nanti merombak kabinet tentu kita percaya bahwa Bapak Presiden memiliki kemampuan untuk bisa melakukan itu," kata Ngabalin.

"Kalaupun tidak tentu Bapak Presiden juga yang punya pertimbangan pemerintahan ini dan para pembantunya bisa bekerja jauh lebih baik di masa-masa akan datang," tuturnya.

Nama tokoh yang berpeluang menjadi Menteri

Diketahui, kabar perombakan kabinet ini berhembus kencang sejak dua menteri Jokowi tersangkut kasus korupsi.

Yakni Menteri Sosial yang tersangkut kasus korupsi bantuan sosial Covid-19, Juliari P Batubara.

Juga Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang tersangkut kasus korupsi ekspor benur lobster.

Meski belum bisa dipastikan kapan perombakan kabinet terjadi, namun sejumlah nama disebut berpotensi menduduki jabatan tersebut.

Berikut daftar dua nama sosok yang dianggap berpeluang menjadi menteri, dikutip Tribunnews dari berbagai sumber:

1. Wali Kota Surabaya - Tri Rismaharani

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani disebut-sebut menjadi satu di antara tokoh yang berpotensi menjadi Menteri Sosial.

Kader PDIP itu pun menanggapi isu dirinya yang disebut pantas menduduki kursi menteri.

Meski tak membantah, namun dirinya mengaku akan mengikuti keputusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Nanti kita lihat lah, saya ngikuti Bu Mega aja," kata Risma, dikutip dari Surya, Senin (14/12/2020).

Risma mengaku sejauh ini belum ada komunikasi atau pun tawaran terkait jabatan menteri.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Tri Rismaharini tak kuasa menahan tangis saat doa dipanjatnya Bu Nyai dalam doa bersama untuk kemenangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armudji, di Hotel Pesonna, Surabaya. Jumat (4/12/2020). Acara itu juga dihadiri Cawali Surabaya Eri Cahyadi dan istri Rini Eri Cahyadi; ibunya Eri Cahyadi, Mas Ayu Esa Aisyah. Tokoh-tokoh perempuan Madura yang hadir diantaranya; Nyai Hj Makkiyah As'ad, yang merupakan putri KH As'ad Syamsul Arifin, Nyai Hj Muthmainnah Aschal, cucu dari dari KH Syaichona Kholil, Bangkalan, Nyai Hj Ainur Rohmah, Nyai Oranye, Nyai Jamilah, Nyai Nuril, Nyai Khomsatun. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
Ketua DPP PDI Perjuangan, Tri Rismaharini tak kuasa menahan tangis saat doa dipanjatnya Bu Nyai dalam doa bersama untuk kemenangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armudji, di Hotel Pesonna, Surabaya. Jumat (4/12/2020). (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca juga: Yusril, Sandiaga Uno, AHY, Mumtaz Rais hingga Risma Disebut Berpeluang Jadi Menteri Jokowi

"Enggaklah saya gak pernah ngomong, ya nanti dilihat ya. Yang jelas belum, iki sopo seng ngomong," ujar Risma.

Menurutnya, meski nanti ada tawaran untuk menjadi Menteri, dia akan istikharah terlebih dahulu.

Sebab, dia mengaku akan menilai diri dulu, apakah sanggup atau tidak mengemban tugas tersebut.

Meski dianggap rekam jejaknya sudah baik, Risma mengaku perlu menimbang diri.

"Gak boleh sombong, takabur, yang bisa ngukur aku ya aku, bukan orang lain," ujar Risma.

2. Calon Wakil Presiden 2019 - Sandiaga Uno

Nama Calon Wakil Presiden pada 2019 lalu, Sandiaga Uno, ikut disebut berpeluang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Wakil Ketua Dewan Partai Gerindra ini dinilai masuk akal untuk menggantikan kader Gerindra Edhy Prabowo, yang tersandung kasus korupsi.

Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan pun menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih memilih Sandiaga Uno, ketimbang Fadli Zon untuk menggantikan Edhy Prabowo.

"Dugaan saya Menteri KKP masih akan dijadikan jatah Gerindra. Jadi siapa yang diajukan Gerindra yang akan jadi pertimbangan."

Sandiaga Salahudin Uno dalam Seminar daring dengan tema Pengembangan Bisnis dan Ekonomi Kreatif di Era New Normal Bagi Para Diaspora, Sabtu (20/6/2020)
Sandiaga Salahudin Uno dalam Seminar daring dengan tema Pengembangan Bisnis dan Ekonomi Kreatif di Era New Normal Bagi Para Diaspora, Sabtu (20/6/2020) (Dok FDIK)

Baca juga: 3 Skenario Reshuffle Kabinet Jokowi, Bagaimana Peluang Sandiaga Uno dan Risma?

"Bila yang diajukan Fadli Zon dan Sandi, dugaan saya peluangnya lebih besar Sandi," kata Djayadi kepada Tribunnews, Rabu (2/12/2020).

Pria yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia ini mengatakan, posisi Sandi yang pernah menjadi calon Wakil Presiden dan pengalamannya sebagai pengusaha menjadi salah satu alasan kuatnya.

Pengalaman Sandi sebagai pengusaha, menurut dia, lebih diperlukan Jokowi untuk membantu memulihkan ekonomi dari bidang kelautan dan perikanan serta maritim secara umum.

(Tribunnews.com/Maliana/Malvyandie Haryadi, Kompas.com/Fitria Chusna Farisa, Surya.co.id/Yusron Naufal Putra)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Isu Reshuffle Kabinet, Istana Mengaku Tak Bisa Prediksi: Hanya Tuhan dan Pak Jokowi yang Tahu

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved