Pesona Wisata Maluku Ninivala yang Kini Tutup Sementara, Wisatawan Lokal Sempat Ditolak Masuk
Sejumlah wisatawan lokal ditolak dan tidak diijinkan masuk ke kawasan destinasi wisata Ninivala.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea
TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah wisatawan lokal ditolak dan tidak diijinkan masuk ke kawasan destinasi wisata Ninivala.
Mereka datang dari berbagai daerah di Maluku untuk bisa menikmati surga kecil di kaki gunung Taman Manusela itu.
Hanya saja destinasi wisata alam itu ditutup sementara akibat pandemi covid-19 yang masih merebak di berbagai daerah di Provinsi Maluku
Objek wisata Ninivala yang terletak di salah satu desa penyangga Taman Manusela, yakni Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah itu dipalang menggunakan batang kayu dan bambu di pintu utama, serta berbagai ranting pohon di setiap sudut.
Hal tersebut agar dipastikan tidak bisa dimasuki oleh siapapun.
Salah seorang staf Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Sam Ilelapotoa mengatakan, hal ini dilakukan atas perintah langsung dari Polsek Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
“Ini perintah dari Kapolsek (Kecamatan Tehoru), kemudian diteruskan ke Kepala Desa Piliana,” Ujar . Salah seorang staf Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Sam Ilelapotoa kepada TribunAmbon.com, Minggu (27/09/2020).
Dia menuturkan, penutupan sementara destinasi wisata Ninivala telah dilakukan sejak merebaknya pandemi covid-19 di Kabupaten Maluku Tengah pada Maret lalu.

Meski sudah ada pemberitahuan penutupan, wisatawan masih terus berdatangan.
Dalam sehari, pengunjung bisa mencapai hingga 300-an orang.
Pemerintah Desa pun berulang kali ditegur oleh anggota TNI-Polri yang melakukan patroli di kawasan destinasi wisata di Kecamatan Tehoru.
Kemudian, Kepala Desa Piliana menginstruksikan untuk ditutup menggunakan batang kayu dan ranting pohon agar tidak ada yang bisa mengakses pintu masuk ke kolam air berwarna biru terang itu.
Pelancong yang tidak tahu penutupan itu, harus gigit jari karena telah melakukan perjalanan panjang namun tak bisa melihat langsung permukaan air Ninivala yang beruap dan merasakan sensasi dingin seperti membuka kulkas.
Salah seorang pengunjung ditolak memasuki Ninivala, Kia mengaku tidak tahu ada penutupan itu.
Dia dan keluarganya telah menempuh jarak kurang lebih 69 kilometer untuk bisa tiba di kawasan tersebut, terpaksa harus putar arah dan balik.
“Kami pikir ini kan wisata alam, jadi tidak apa dikunjungi asalkan kami menjalankan protokol kesehatan. Kami tidak tahu ada penutupan hingga dipalang seperti ini. Padahal saat menuju ke sini, kami melihat di beberapa desa sedang ada pertandingan olahraga yang menyebabkan kerumunan,” Aku seorang wisatawan lokal, Kia kepada TribunAmbon.com, Minggu (27/09/2020).

Sementara itu, Sam mengaku, hampir setiap hari ada saja pengunjung yang datang dan meminta agar bisa diloloskan melewati palang di gerbang bertuliskan “welcome to Ninivala” itu. Meski telah bernegosiasi dengan warga lokal, mereka tetap tidak diijinkan untuk masuk barang sebentar.
“Itu sudah menjadi aturan. Kecuali mereka punya surat izin dari Polsek Kecamatan Tehoru dan mempunyai alasan yang jelas mungkin bisa saja masuk,” Jelas Sam.
Menurutnya, warga lokal sebenarnya tidak tega harus menolak orang yang sudah menempuh perjalanan jauh untuk bisa tiba di kawasan kaki gunung Taman Manusela itu.
Namun, jika tidak dijalankan sesuai aturan, Pemerintah Desa yang akan disalahkan.
“Orang yang datang ini kan secara langsung memberikan pemasukan kepada desa kami. Sebenarnya kami juga tak enak hati harus menolak orang yang sudah datang ke sini. Tapi, yah mau gimana lagi, namanya juga aturan. Beberapa hari yang lalu bahkan ada anggota dewan dengan rombongan datang, tapi kami juga meminta maaf dan tidak mengizinkan mereka masuk. Jika mereka saja tidak patuh, masyarakat juga nanti ikut-ikutan,” Ucapnya.
Sam berharap, situasi bisa kembali normal dan objek wisata Ninivala bisa kembali dibuka untuk umum agar warga lokal juga bisa diberdayakan dan memperoleh pendapatan.
“Semoga di Desember ini sudah bisa dibuka kembali,” Harapnya.
Ninivala memang dikenal sebagai ‘surga di atas awan’ karena letaknya di desa Piliana dengan ketinggian 1.280 mdpl.
Tak heran setiap kawasan ini disambangi awan-awan tebal hampir setiap harinya. Mata air yang keluar di kolam Ninivala terlihat seperti mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung dan menghasilkan uap.
Tapi, itu bukan air panas melainkan air yang dingin bahkan seperti es.
Warna airnya yang tosca membuatnya seperti ada di dunia dongen. Hal ini didukung dengan cerita yang dipercayai masyarakat setempat.
(*)