Isu Reshuffle Kabinet, Terawan Disebut Paling Rawan Terdepak, Pengamat: Tak Memiliki Back Up Politik

"Jadi Terawan rawan digusur. Alasannya tentu kinerjanya tak memuaskan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Jokowi dalam video tersebut."

Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto lambaikan tangan meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). 

TRIBUNAMBON.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung isu reshuffle di hadapam jajaran menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 18 Juni 2020.

Terkait hal itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin mengatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjadi pihak yang paling rawan digusur atau dari kabinet.

"Yang sangat tersirat menkes. Menkes langsung dihajar tanpa tedeng aling-aling dan menkes bisa terancam," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (30/6/2020).

Video Jokowi Marahi Kinerja Menteri Baru Diunggah Setelah 10 Hari, Fahri Hamzah: Apa yang Terjadi?

Penjelasan Istana Soal Video Kejengkelan Jokowi Akan Kinerja Menteri Baru Diunggah Setelah 10 Hari

Ujang menilai posisi Terawan rawan karena dua faktor.

Salah satunya lantaran tak memiliki back up dari partai politik.

Di sisi lain, kinerjanya juga dianggap tak memuaskan.

"Dia (Terawan) seorang profesional, seorang dokter, tak memiliki back up politik dari partai politik. Jadi Terawan rawan digusur. Alasannya tentu kinerjanya tak memuaskan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Jokowi dalam video tersebut," kata dia.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review tersebut mengaku belum terlalu mengetahui sosok yang dapat menggantikan posisi Terawan seandainya benar diganti.

Akan tetapi belajar dari pengalaman terdahulu, Ujang mengatakan posisi menkes biasanya dijabar oleh kalangan Muhammadiyah.

"Soal sosok penggantinya saya belum tahu. Namun jika boleh saya berpendapat, biasanya menkes itu dulu-dulu dijabat oleh kalangan Muhammadiyah. Mungkin karena dari kalangan Muhammadiyah banyak stock calon menteri yang cocok untuk Kemenkes," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal reshuffle saat rapat kabinet paripurna di hadapan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.

Adakan Pertemuan dengan Khofifah, Ini Peringatan Jokowi: Jangan Sampai Merasa Normal-normal Saja!

Adian Napitupulu Sindir Erick Thohir Sehari Sebelum Dipanggil Jokowi: Memang Lidah Tak Bertulang

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Lebih lanjut, Presiden mengajak para menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.

Jokowi menilai, hingga saat ini diperlukan kerja-kerja cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved