Donald Trump Disebut Diamankan ke Bunker Bawah Tanah Selama Protes 'George Floyd', Faktanya?
Sebuah kabar mengejutkan beredar menyebut bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Keluarga dilarikan ke bunker bawah.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
Kekacauan dan kerusuhan pun terjadi di beberapa bagian wilayah AS, tidak hanya itu penjarahan pun juga terjadi.
Toko swalayan target menjadi incaran penjarahan demonstran.
Sebuah video pun beredar para demonstran sukses menjarah toko hingga membawa pulang barang-barang.
Adanya hal tersebut pun membuat Presiden Donald Trump memberikan komentarnya, melalui cuitannya di twitter.
Presiden AS Donald Trump menyebut para penjarah itu sebagai preman.
Trump pun mengizinkan aparat menembak penjarah jika ada aksi penjarahan.
"Para preman ini mencemarkan kenangan terhadap George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Baru saja berbicara dengan Gubernur Tim Waltz dan memberitahunya bahwa Militer mendukungnya," ujar Trump via Twitter, Jumat (29/5/2020).
Unggahan tersebut pun diberikan tanda "glorifikasi kekerasan" oleh Twitter, lantaran dianggap menyebarkan aksi kekerasan.
Dan sontak cuitan sang presiden juga mengundang komentar banyak pihak, termasuk seorang Taylor Swift.
Penyanyi lagu 'Blank Space' tersebut berkomentar menohok juga melalui twitternya.
"Setelah menyalakan api suprem
asi kulit putih dan rasisme seluruh kepresidenan Anda, Anda punya keberanian untuk berpura-pura superioritas moral sebelum mengancam kekerasan? ‘Ketika penjarahan mulai, penembakan dimulai’ ??? Kami akan memilih Anda pada bulan November.
@realdonaldtrump," tulis Taylor Swift.
Buntut Tewasnya George Floyd, sang Polisi Didakwa Pembunuhan Tingkat 3, hingga Rumahnya Diamuk Massa
Polisi Minneapolis yang injak leher George Floyd hingga tewas, Derek Chauvin telah didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga.
Dilansir dari The Sun, Derek Chauvin juga telah dituduh mengabaikan petugas lain yang khawatir terkait penangakapan brutal George Floyd hingga tewas.