13 Pegawai RSUD Ambon Positif Covid-19, Mulai Perawat hingga Tenaga Non Medis
Sebanyak 13 pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haulussy Ambon terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tes SWAB.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Fandy
TRIBUNAMBON.COM - Sebanyak 13 pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haulussy Ambon terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tes SWAB.
Mereka tengah dirawat di sejumlah ruang kosong yang dijadikan ruang isolasi.
"Saat ini mereka diisolasi di RSUD Haulussy menggunakan kamar-kamar kosong,” kata Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, Kasrul Selang Jumat sore (15/05/2020).
Meski tidak merinci data tersebut, namun dipastikan ketiga belas orang itu adalah perawat serta tenaga non-medis yang bekerja di RSUD.
Pelayanan RSUD sendiri telah ditutup untuk pasien non Covid-19 dan dalam waktu dekat penanganan pasien positif akan dialihkan ke Rumah Sakit Umum Pratama (RSUP) Leimena.
"Direncanakan senin ini sudah dialihkan ke RSUP," ujarnya.
Sementara itu, data terakhir yang dihimpun hingga siang ini, terdata 72 kasus terkonfirmasi, 17 pasien sembuh dan 5 pasien meninggal dunia.
Kota Ambon masih mendominasi dengan jumlah 48 kasus, Buru satu kasus dan Maluku Tengah satu kasus.
Covid-19 di Ambon Diprediksi Akan Capai Puncak Pada Juni atau Juli Mendatang
Kasus COVID-19 di Maluku Terkhususnya Kota Ambon terus menunjukan trend kenaikan dan diprediksi akan mencapai puncaknya pada bulan Akhir Juni atau Awal Juli mendatang.
Hal ini disampaikan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Balai Kota Ambon Jumat,(15/5/20).
Dia menjelaskan Akhir Juni Tahun 2020 diprediksi Ambon hingga Maluku seluruhnya akan berada pada puncak COVID-19, hal tersebut merupakan hasil analisa dan diprediksi oleh ahli kesehatan.
"Nah itu kita akan melihat sesuai dengan kondisi kita diprediksikan oleh ahli-ahli kesehatan ini, Ambon dan Maluku ini mungkin tingkat puncaknya pada akhir bulan Juni atau awal bulan Juli," ujarnya.
Menurutnya parah ahli sudah memperkirakan kenaikan jumlah kasus untuk di Ambon dan Maluku Akan mencapai puncaknya.
Dicontohkan kondisi Jakarta yang lebih dulu terpapar dan sudah mencapai puncaknya sementara untuk Maluku dan Kota Ambon sedang menuju masa puncaknya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Ambon melalui gugus tugas percepatan penanganan COVID 19 Kota Ambon ataupun Provinsi Sedang mengupayakan agar kurva perkembangan kasus tetap pada posisi yang landai yakni dengan melakukan intervensi melalui usulan PSBB.
"Itu yang dianalisa oleh para ahli kesehatan. Oleh karena itu kalau tidak kita intervensi bisa saja kurva itu naik apalagi kalau kita intervensi itu bisa saja dia melandai," tuturnya.
Dikatakan, untuk saat ini kurva penyebaran virus covid 19 di Kota Ambon sendiri bersifat dinamis dimana kurvanya bergerak terus.
"Kemarin dulu itu dia 18, kemarin itu 12 terkonfirmasi saya belum tahu berapa hari ini jadi kurva itu dia cenderung agak dinamis. Ini yang mau supaya kalau bisa dia tetap landai saja," tambahnya.
Untuk PSBB sendiri, lanjutnya, dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi akan mengusulkan ke kementerian kesehatan untuk dapat diterapkan di Ambon.
"Dalam waktu dekat ini Pemerintah Provinsi sudah usul kepada Pemerintah Pusat terkait rencana PSBB dan seluruh kesiapan teknis telah kita siapkan mudah-mudahan dari fakta-fakta yang ada itu PSBB mampu menekan pertumbuhan dari covid 19 ini kita berharap itu juga bisa terjadi di Kota Ambon," terangnya.
terkait PSBB Wali Kota mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir lantaran PSBB bersifat hanya membatasi ruang gerak masyarakat namun tidak melarang masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jadi cuma membatasi bukan melarang. Membatasi pergerakan orang membatasi ruang maupun membatasi waktu dari seluruh yang telah kita atur," ungkapnya.
Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah kasus perkembangan COVID-19 di Kota Ambon sendiri.
Menurutnya banyak daerah yang menjalankan PSBB berhasil menurunkan kurva perkembangan COVID-19 di daerah itu.
"kita lakukan untuk menekan laju perkembangan COVID-19. Terbukti beberapa daerah yang menjalankan PSBB berhasil menekan kasus COVID-19 di daerah itu sendiri" tutupnya.
(Fandy/Helmy)