Seorang Istri Tewas Dibunuh Suami, Sebelumnya Korban Video Call 'Ingin Bunuh Diri' di Kamar Mandi
Seorang wanita tewas dibunuh di rumah mewah yang berlokasi di BTN Air Paku Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim.
TRIBUNAMBON.COM - Seorang wanita tewas dibunuh di rumah mewah yang berlokasi di BTN Air Paku Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatera Selatan.
Ibu dari tiga anak yang ditemukan tewas tanpa busana ternyata dibunuh suaminya sendiri.
Berdasarkan informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, Senin,(26/4/2020), setelah dilakukan introgasi panjang oleh pihak kepolisian akhirnya Reno Wahyudi (33 tahun) menghabisi nyawa istrinya Meriza Aditama Binti M Ali (34 tahun).
Keduanya sebelumnya terlibat cekcok hebat di dalam rumah mewah milik orang tuan korban.
Terkait kasus pembunuhan Mireza Aditama (34) Warga Jalan Saili RT 04 Desa Tegal Rejo Kecamatan Lawang Kidul, terkuak fakta bahwa sebelum kejadian pelaku bersama 3 orang temannya yang lain sedang asyik pesta narkoba.
Hal ini diungkap oleh Kapolres Muaraenim,AKBP Donni Eka Saputra melalui Kasat Reskrim, AKP Dwi Satya Arian,Selasa,(28/4/2020).
"Sebelum kejadian pelaku yakni Reno Wahyudi (34) yang tak lain adalah suami korban mengundang teman-temannya untuk kumpul-kumpul dan menurut keterangan pelaku mereka menggunakan narkoba jenis sabu, beli paket narkoba dengan harga Rp 500 ribu dipakai ramai-ramai," katanya.
Ia juga menjelaskan ketiga rekannya tersebut adalah DV, GG, dan pacar DV yakni DS.
"Mereka sudah kita mintai keterangan semua, menurut keterangan rekan-rekan pelaku, saat mereka ada, pelaku dan korban memang sempat ribut, dan rekan korban DV sempat melerai," katanya.
Namun lanjutnya ketiga rekan korban tak melihat aksi pembunuhan tersebut.
"Mereka pulang, dan menurut keterangan pelaku, setelah teman-temannya pulang, pelaku dan korban ribut kembali karena korban cemburu, pelaku punya Wanita idaman lain. Kemudian korban diminta mandi oleh pelaku, pelaku menunggu diluar kamar, namun saat di kamar mandi, korban menelponnya lewat video call dan memperlihatkan bahwa dia ingin bunuh diri," katanya.
Diduga karena dalam pengaruh narkoba, lanjutnya melihat kelakuan korban, pelaku jadi emosi dan mendobrak pintu kamar yang dikunci oleh korban.
"Dan setelah pintu terbuka, pelaku kemudian memukuli korban, dan membenamkan wajah korban ke wastafel dan kemudian menjeratnya menggunakan tali rafia, dan kurang puas, ia mengambil kabel antena dan menjeratkannya di leher korban," katanya.
Dijelaskan Dwi, setelah melihat korban tak bergerak lagi, pelaku panik dan ketakutan.
"Dia mencoba membangunkan korban, namun korban tak bergerak lagi, bahkan ia sempat memberikan nafas buatan kepada korban dan berharap korban bangun, setelah melihat korban benar-benar tak bergerak, iapun pergi ke rumah tetangganya yakni Sofyan untuk membawanya ke rumah sakit," katanya.
Ditambahkan Kasat, saat ini pelaku baru sadar setelah dari pengaruh narkoba.
"Kemarin saat hari pertama, dia masih halu, karena masih dalam pengaruh narkoba. Namun saat ini dia sudah mulai normal dan sudah bisa ditanyai dengan jelas," tambahnya.
Polisi saat ini telah mengamankan pelaku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Awalnya pelaku mengaku bahwa korban tewas karena bunuh diri, namun saat kita periksa dan lakukan olah TKP banyak kejanggalan yang kita temukan baik dari keterangan suaminya dengan hasil olah TKP," katanya.
Namun lanjutnya setelah dilakukan introgasi oleh pihaknya akhirnya suami korban mengaku bahwa ia telah menghabisi nyawa ibu dari tiga anaknya tersebut.
"Pelaku telah melakukan kekerasan fisik terhadap korban dengan cara memukul korban dengan tangan kosong dan membenamkan wajah korban ke dalam wastafel yang berisi air dan menarik leher korban menggunakan tali dan kabel antena TV hingga korban tewas,"katanya.
Untuk motifnya, menurut pengakuan pelaku, bahwa korban cemburu karena pelaku masih suka main dengan perempuan lain, kemudian cekcok mulut dan akhirnya terjadilah peristiwa tersebut.
Dijelaskan Azizir, pihaknyapun telah melakukan test urin terhadap pelaku.
"Dan hasil test urinnyapun dinyatakan pelaku positif mengonsumsi narkoba jenis sabu, dan diapun mengakui hal tersebut,berkaitan pengembangan narkobanya, akan dikembangkan dan didalami oleh sat narkoba Polres Muaraenim," jelasnya.
Dijelaskan Kapolsek, bahwa kedua pasutri tersebut dari keterangan tetangganya memang sering cekcok mulut.
"Tersangka menikah pertama kali dengan korban pada bulan Januari 2007 kemudian bercerai pada bulan Desember 2017, kemudian menikahi korban kembali, pada bulan Agustus 2018 dan punya 3 anak,"
Pelaku memang sering melakukan KDRT, pertengkaran dan kekerasan fisik terhadap korban sudah terjadi sejak hari jumat tanggal 24 April 2020.
Hingga puncaknya pada hari minggu, tanggal 26 April 2020 yang mengakibatkan korban tewas,
Terkait kasus tersebut lanjutnya lagi, polisi telah mengamankan beberapa alat bukti seperti kabel Antena TV, pakaian korban sudah kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk diketahui, kedua pasutri tersebut masih tinggal dalam satu rumah di desa Tegal Rejo Kecamatan Lawang Kidul.
"Mereka bisa ada di rumah mewah milik orang tua korban tersebut, dikarenakan pelaku beralasan mau mengambil knalpot yang ada di rumah yang berlokasi di Jalan Raya BTN Air Paku Kecamatan Lawang Kidul tersebut, Makanya mereka janjian untuk bertemu disana, dan setelah mereka di rumah tersebut terjadilah cekcok mulut dengan korban yang berujung pada kejadian tersebut, dan berdasarkan keterangan bibi korban, sore hari sebelum korban tewas, korban sempat ke Muaraenim dan bercerita dengan bibi korban terkait cekcok mulut dengan pelaku,"jelasnya.
Ditambahkannya menurut keterangan keluarga korban, bahwa pelaku dulu berprofesi sebagai wirausaha yang bergerak di bidang batu bara.
"Tapi sepertinya sekarang tidak lagi, sementara korban berprofesi sebagai ibu rumah tangga biasa," jelas Kapolsek.
Dilain pihak, Evi (34) Sepupu Korban mengaku masih tak percaya bahwa korban mengalami peristiwa tersebut.
"Saya jarang bertemu dengan Reza, paling sesekali kalau ada acara keluarga, Dia (Korban.red) itu orang yang baik, ramah dan banyak teman,"katanya.
Dijelaskan olehnya bahwa korban memiliki tiga orang anak dimana anak sulung korban saat ini baru duduk di kelas 1 di salah satu pesantren.
"Tapi ini anaknya sedang ada disini semua anaknya dua laki-laki-laki, 1 orang perempuan yang paling kecil masih duduk di PAUD, orang tuanya tinggal di Lampung, rumah yang disini kosong,"pungkasnya.
(TribunSumsel.com/Ika Anggraeni)
Artikel ini telah dipublikasikan oleh TribunSumsel.com berjudul Fakta Baru Pembunuhan di Rumah Mewah Muaraenim: Pesta Narkoba Sebelum Bunuh Istri