Berita Viral
VIRAL Dua Mahasiswa Asia Dianiaya Secara Brutal hingga Diseret ke Tanah, Diduga Rasisme Covid-19
Dua orang mahasiswa Asia yang kuliah di Universitas Melbourne, Australia telah dianiaya oleh sekelompok perempuan tak dikenal.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Dua orang mahasiswa Asia yang kuliah di Universitas Melbourne, Australia telah dianiaya oleh sekelompok perempuan tak dikenal.
Penyerangan tersebut terjadi diduga lantaran tindakan rasisme adanya virus corona (covid-19).
Pelaku pertama merupakan orang kulit putih berusia sekitar 20 tahun dan tinggi sekitar 150 cm, dengan tubuh kurus dan rambut coklat sebahu.
Dilansir dari 9 News, pelaku mengenakan atasan gelap dengan rok berwarna terang.
Pelaku perempuan kedua mengenakan jaket merah muda, diia digambarkan memiliki usia dan kulit yang sama dengan pelaku pertama.
Kejadian tersebut pun terekam oleh video, tampak korban ditarik rambutnya oleh pelaku, hingga pelaku menendang tubuh korban secara brutal.
Bahkan korban sempat jatuh dan diseret ke tanah.

Tidak hanya itu dua orang korban juga mendapatkan kata-kata kasar yang merujuk pada rasisme.
Selama serangan itu, salah satu Air Pod korban dijatuhkan dan dicuri oleh seorang pria di sekitarnya, tetapi tidak terlibat dalam serangan itu.
Lantas saat di tenngah serangan muncul seorang pria yang mencoba untuk melerai, dan juga melindungi korban.
Dan hingga saat ini dua pelaku perempuan belum ditemukan dan penyelidikan masih berlangsung.
Tanggapan Para Pemimpin
Para pemimpin kota tersebut pun mengutuk perbuatan keji itu.
Polisi Victoria mengkonfirmasi bahwa dua wanita atau para korban berjalan di sepanjang Elizabeth Street sekitar pukul 5.30 WIB sore pada hari Rabu (15/4/2020).
Dua mahasiswa Asia tersebut dilecehkan secara verbal dan secara fisik dianiaya oleh dua pelaku wanita yang tidak dikenal.
Rekaman tersebut pun akhirnya viral di sosial media.
• Bayi Tiga Minggu Menangis Darah, Terjadi Setelah Suntik Vaksin
• Vebby Palwinta Menikah di Tengah Pandemi Covid-19, Rekan-rekan Kompak Hadir Secara Online
• VIRAL Fenomena Banyak Cacing Keluar dari Tanah & Dikaitkan dengan Gempa Bumi, Ini Penjelasan Ahli
Wakil Rektor Universitas Melbourne, Duncan Maskell mengecam serangan terhadap para nahasiswanya, dan menyebutnya sebagai aib.
Dia mengatakan universitas memberikan dukungan kepada para korban.
"Ini adalah serangan yang menjijikkan dan tidak beralasan terhadap dua siswa perempuan kami," katanya.
"Tidak ada tempat untuk kekerasan dalam masyarakat modern yang menghadapi masa depan seperti Australia. Serangan keji dan keji terhadap dua wanita muda ini tidak boleh ditoleransi di komunitas kami. Orang-orang yang melakukan ini adalah aib," serunya.
"Polisi sedang menyelidiki serangan itu dan saya sangat mendesak siapa pun yang mengetahui para pelaku untuk menghubungi mereka. Mereka harus ditangkap dan ditangani dengan menggunakan kekuatan penuh hukum."
Para korban menerima luka ringan dan mereka melaporkan serangan itu ke polisi.
Walikota Sally Capp juga menyatakan rasa jijiknya atas serangan brutal itu.
"Saya terkejut dengan serangan memalukan pada dua mahasiswa muda dari Universitas Melbourne minggu ini di CBD," katanya.
"Kekerasan yang ditampilkan benar-benar tidak dapat diterima. Itu tidak mencerminkan nilai-nilai yang diperjuangkan Melburnian atau perilaku yang kami harapkan di kota kami."
Pihaknya mengatakan Melbourne adalah kota yang peduli dan inklusif yang menyambut orang-orang dari seluruh dunia untuk tinggal dan belajar di tempat tersebut.
Keragaman kami adalah salah satu kekuatan besar kami, dan kekerasan, pelecehan atau pelecehan tidak akan ditoleransi.
"Selama pandemi Covid-19, lebih penting daripada sebelumnya untuk tetap bersatu dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya," pungkasnya.
(TribunAmbon.com/Garudea Prabawati)