Berita Viral

VIRAL Dua Mahasiswa Asia Dianiaya Secara Brutal hingga Diseret ke Tanah, Diduga Rasisme Covid-19

Dua orang mahasiswa Asia yang kuliah di Universitas Melbourne, Australia telah dianiaya oleh sekelompok perempuan tak dikenal.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
Tangkap Layar Video 9 News
VIRAL Dua Mahasiswa Asia Dianiaya Secara Brutal, Diduga Rasisme Covid-19 

Rekaman tersebut pun akhirnya viral di sosial media.

Bayi Tiga Minggu Menangis Darah, Terjadi Setelah Suntik Vaksin

Vebby Palwinta Menikah di Tengah Pandemi Covid-19, Rekan-rekan Kompak Hadir Secara Online

VIRAL Fenomena Banyak Cacing Keluar dari Tanah & Dikaitkan dengan Gempa Bumi, Ini Penjelasan Ahli

Wakil Rektor Universitas Melbourne, Duncan Maskell mengecam serangan terhadap para nahasiswanya, dan menyebutnya sebagai aib.

Dia mengatakan universitas memberikan dukungan kepada para korban.

"Ini adalah serangan yang menjijikkan dan tidak beralasan terhadap dua siswa perempuan kami," katanya.

"Tidak ada tempat untuk kekerasan dalam masyarakat modern yang menghadapi masa depan seperti Australia. Serangan keji dan keji terhadap dua wanita muda ini tidak boleh ditoleransi di komunitas kami. Orang-orang yang melakukan ini adalah aib," serunya.

"Polisi sedang menyelidiki serangan itu dan saya sangat mendesak siapa pun yang mengetahui para pelaku untuk menghubungi mereka. Mereka harus ditangkap dan ditangani dengan menggunakan kekuatan penuh hukum."

Para korban menerima luka ringan dan mereka melaporkan serangan itu ke polisi.

Walikota Sally Capp juga menyatakan rasa jijiknya atas serangan brutal itu.

"Saya terkejut dengan serangan memalukan pada dua mahasiswa muda dari Universitas Melbourne minggu ini di CBD," katanya.

"Kekerasan yang ditampilkan benar-benar tidak dapat diterima. Itu tidak mencerminkan nilai-nilai yang diperjuangkan Melburnian atau perilaku yang kami harapkan di kota kami."

Pihaknya mengatakan Melbourne adalah kota yang peduli dan inklusif yang menyambut orang-orang dari seluruh dunia untuk tinggal dan belajar di tempat tersebut.

Keragaman kami adalah salah satu kekuatan besar kami, dan kekerasan, pelecehan atau pelecehan tidak akan ditoleransi.

"Selama pandemi Covid-19, lebih penting daripada sebelumnya untuk tetap bersatu dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya," pungkasnya.

(TribunAmbon.com/Garudea Prabawati)

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved