Tanggapi Usulan tentang Si Kaya Nikahi Si Miskin, Ini Kata Ace Hasan Syadzily

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menganggapi usulan soal orang kaya menikah dengan orang miskin.

Chaerul Umam/Tribunnews.com
Ace Hasan Syadzily 

TRIBUNAMBON.COM - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily turut angkat bicara terkait usulan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy soal orang kaya yang menikah dengan orang miskin untuk memutus rantai kemiskinan.

Menurut Ace, negara sebaiknya tidak ikut campur dalam urusan memilih jodoh warga negaranya.

"Soal memilih jodoh itu urusan pribadi, negara tak perlu ikut campur."

"Ajaran islam tentang perjodohan sekufu juga tak harus dimaknai sebagai kesalahan penafsiran," ujar Ace sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Menko PMK Muhadjir Effendy di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (5/2/2020).
Menko PMK Muhadjir Effendy di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (5/2/2020). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Ace menyatakan, ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan.

Seperti memberikan akses rakyat miskin melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan keterampilan berusaha atau kewirausahaan.

"Itu cara yang paling tepat untuk memutus kemiskinan," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy sempat mengusulkan agar orang kaya menikahi orang miskin untuk memutus rantai kemiskinan.

Muhadjir mengklaim pernyataannya tersebut hanya fatwa atau anjuran bukan kewajiban bagi setiap warga negara.

"Saya minta kan ada gerakan moral, bagaimana supaya memutus mata rantai kemiskinan itu," sebagaimana dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOne News, Kamis (20/2/2020).

"Antara lain juga yang kaya tidak harus memilih-milih ketika mencari jodoh atau mencari menantu harus sama kaya misalnya."

"Jadi gerakan moral aja, fatwa itu anjuran, mana ada anjuran itu mengikat," ujar Muhadjir.

Muhadjir meyakini, bahwa jika orang kaya menikah dengan orang miskin maka hal itu akan memutus rantai kemiskinan.

Menurutnya, saat ini ada pola pikir di masyakarat yang kerap mencari jodoh atau menantu berdasarkan dengan kesetaraan ekonomi.

"Karena sebetulnya sekarang ini telah terjadi sikap umum yang cenderung, terutama dikalangan keluarga tidak mampu itu pasti akan mencari pasangan juga sesama tidak mampu."

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved