Lion Air Batalkan Semua Penerbangan ke China, Penumpang Bisa Refund Tiket

"Penumpang memahami kondisi dan tidak keberatan. Kita sampaikan kepada penumpang rata-rata bisa mengerti. Bisa refund tiket."

Editor: Fitriana Andriyani
Paul C Gordon
"Penumpang memahami kondisi dan tidak keberatan. Kita sampaikan kepada penumpang rata-rata bisa mengerti. Bisa refund tiket." 

TRIBUNAMBON.COM - Semakin mengkhawatirkannya wabah virus corona di China, memaksa Pemerintah Indonesia menutup semua penerbangan ke China.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala, mengatakan semua rute penerbangan ke China dibatalkan.

"Penumpang memahami kondisi dan tidak keberatan. Kita sampaikan kepada penumpang rata-rata bisa mengerti. Bisa refund tiket," kata Danang kepada Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Dia mengatakan, operasional penerbangan yang masih berjalan atau beroperasi ke China bertujuan untuk pemulangan tamu atau penumpang.

Tak Hanya Corona, Ahli Patologi IPB Temukan 6 Virus Baru pada Kelelawar Buah

Kondisi Petugas Medis Berhari-hari Rawat Pasien Corona, Tangan Terluka hingga Wajah Membekas Masker

Layanan penerbangan kembali dioperasikan sebagai ferry flight yakni hanya membawa kru dan tidak menerbangkan tamu atau penumpang.

Keputusan penghentian sementara merupakan bagian dari langkah antisipasi berdasarkan pemberitahuan larangan perjalanan dari otoritas Wuhan mengenai dampak wabah virus corona.

"Lion Air Group senantiasa memantau situasi di Wuhan, berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait serta memberikan perkembangan terkini kepada penumpang," kata Danang.

Sebagai informasi, Lion Air melayani penerbangan ke China lewat Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Soetta Tangerang, dan Bandara Hang Nadiem, Batam.

Sementara untuk kota tujuan di China antara lain Changsa, Chengdu, Chogqing, Fuzhou, Guangzhou, Hangzhou, Haikou, Jinan, Nanchang, Shenzhen, Tianjin, Wuhan, dan Xi'an.

Temuan Baru Ilmuwan China, Ada Potensi Penularan Virus Corona Melalui Feses

Viral Tangisan Ayah Tak Bisa Turuti Permintaan Anak untuk Memeluk karena Terinfeksi Virus Corona

Instruksi Menhub

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memutuskan melakukan penundaan penerbangan dari dan ke seluruh destinasi di China hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Namun penundaan itu tidak termasuk untuk rute Hongkong dan Macau. Penundaan ini berlaku mulai hari Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB.

“Penundaan sementara ini ditujukan untuk melindungi masyarakat dari risiko tertular mengingat salah satu yang menjadi potensi masuknya penyebaran virus adalah akses transportasi udara yang erat kaitannya dengan keluar masuknya penumpang internasional," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi Minggu (2/2/2020).

Melalui keputusan ini, jelas Menhub, seluruh maskapai Indonesia diminta untuk menunda seluruh rencana penerbangan dari/ke seluruh destinasi di China.

Demikian pula maskapai asing yang melakukan penerbangan dari China menuju Indonesia, termasuk penerbangan transit dari China, diminta untuk menunda sementara penerbangan menuju Indonesia.

Pemerintah meminta maskapai nasional maupun asing untuk mempersiapkan diri dengan tetap mengutamakan kepentingan konsumen dan menyampaikan rencana penundaan sedini mungkin sesuai prosedur yang berlaku agar kerugian penumpang dapat diminimalisir.

Saat ini tercatat lima maskapai nasional yang mengoperasikan penerbangan ke RRT yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan Sriwijaya Air.

Update Dampak Virus Corona: 332 Sembuh, 304 Meninggal, 14.548 Terinfeksi, 27 Negara Terjangkit

6000 Orang Tak Boleh Turun dari Kapal Pesiar, Ada 2 Penumpang Asal China Diduga Terjangkit Corona

Dinilai sebagai Langkah yang Tepat

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai, langkah pemerintah menutup sementara penerbanagan dari dan menuju ke China sudah tepat.

Hal itu sejalan dengan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang menyatakan penyebaran virus corona sebagai darurat kesehatan global.

Hingga kini, 361 orang telah meninggal dunia dan 17.238 orang terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China itu.

“Sudah tepat,” singkat Hikmahanto kepada Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Ia mengatakan, langkah WHO menetapkan kasus ini sebagai darurat kesehatan global menjadi alarm bagi negara-negara yang memiliki sistem kesehatan yang lemah untuk lebih melakukan langkah antisipasi dan memperkuat diri.

“Kita tidak tahu apakah kita termasuk lemah atau tidak, tetapi dengan kita melakukan tindakan antisipasi seperti ini harus diapresiasi,” ujarnya.

WHO Nyatakan Wabah Virus Corona Berstatus Darurat Kesehatan Global, Apa Maksudnya?

Viral Tangisan Ayah Tak Bisa Turuti Permintaan Anak untuk Memeluk karena Terinfeksi Virus Corona

Selain itu, ia menambahkan, antisipasi juga dilakukan agar anggaran pemerintah tidak jebol.

Ia menjelaskan, ketika para warga negara Indonesia (WNI) yang berasal dari Wuhan dievakuasi ke Tanah Air untuk menjalani karantina di Natuna, mereka harus disterilkan dengan cairan tertentu.

“Kalau misalnya masih ada kebijakan bebas visa, maka harus dilakukan seperti ini (sterilisasi dan karantina), betapa anggaran akan tersedot banyak sekali,” ujarnya.

Pemerintah memutuskan untuk menutup penerbangan dari dan ke China mulai Rabu (5/2/2020).

Hal itu diputuskan setelah Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).

Rapat tersebut membahas kepulangan warga negara Indonesia ( WNI) dari Wuhan, China.

Indonesia diketahui menerapkan kebijakan bebas visa kepada warga negara China yang ingin bertandang ke Tanah Air. Dengan pembatasan ini, maka WN China untuk sementara tidak dapat pergi ke Indonesia.

"Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT (China) ditunda sementara, mulai Rabu, pukul 00.00 WIB," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Minggu.

Kebijakan itu merupakan poin ketiga dari kesimpulan hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden.

Poin lain yang disampaikan pemerintah adalah, total 285 orang akan menjalankan observasi di Natuna, Kepulauan Riau.

Sebanyak 243 dari jumlah itu merupakan mereka yang dipulangkan dari Wuhan, lima orang di antaranya adalah tim aju atau tim pendahulu.

Poin lainnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan berkantor di Natuna. Jubir Menkes akan menyampaikan perkembangan kepada publik.

Kemudian, mereka yang sudah berada di China selama 14 hari untuk sementara tidak diizinkan masuk ke Indonesia maupun melakukan transit.

"Semua pendatang yang tiba dari mainland China dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia," ucap Retno.

(Kompas.com/Muhammad Idris/Dani Prabowo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Semua Penerbangan Lion Air ke China Dibatalkan, Penumpang Bisa Refund" dan "Langkah Pemerintah Batasi Penerbangan dari dan ke China Dinilai Tepat".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Menjaga Ruang Digital dari Hoaks

 

Drone Anka-S Siap Jaga Natuna

 

Bunga yang Layu di Pelaminan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved