Kabinet Jokowi
Sikap NasDem Koalisi atau Oposisi? Surya Paloh Pernah Bicara Soal 'Negara Berubah'
Sikap Partai NasDem setelah kabinet Jokowi terbentuk, koalisi atau oposisi, Surya paloh pernah ungkap ini
TRIBUNAMBON.COM - Koordinator Wilayah (Korwil) Partai NasDem Jawa Tengah (Jateng) yang juga Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat membantah bahwa pertemuan Pimpinan partainya dengan PKS kemarin karena tidak senang dengan komposisi kabinet yang disusun oleh Jokowi-Ma'ruf.
Lestari yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa pertemuan dengan PKS dalam konteks kebangsaan.
"Tidak, tidak betul itu (karena kabinet) . Dari awal partai Nasdem sudah menyatakan diri dan berjuang bersama pak Jokowi dan pak Maruf Amin dalam Pilpres sebagai salah satu tiang utama. Nasdem sendiri dari awal sudah mengatakan total (dukung)," kata Lesatari di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (30/10/2019).
• Melamar Pekerjaan, Wanita Ini Justru Dilamar, Curhatannya Viral, Begini Reaksi Sang Calon Bos
Lestari juga membantah bahwa pertemuan dengan PKS untuk membicarakan agenda politik ke depan mulai dari Pilkada 2020 serta Pilpres 2024. Menurutnya agenda tersebut masih sangat jauh, dan dinamika politik menuju Pilkada masih sangat cair.

"Engga ada sama sekali tidak ada. Betul betul kemarin yang dibicarakan adalah bagaimana kita kemudian harus merajut kembali," katanya.
Lestari mengatakan topik pembicaraan dengan PKS sangatlah luas mulai dari masalah menghadapi kelompok intoleran dan radikal, juga mengenai menciptakan demokrasi yang sehat dengan adanya proses check and balances.
" Tapi total (dukung Jokowi-Ma'ruf) bukan berarti kami tidak bisa pada saat menjalankan peran di parlemen tetap harus menjadi mitra yang konstruktif. Konstruktir itu bisa juga bisa bersikap kritis ya, tapi tidak destruktif, ada bedanya. Di sinilah kemudian kedatangan kemaren lebih dalam konteks yang lebih besar," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul NasDem : Total Dukung Bukan Berarti Tidak Bisa Kritis
Penulis: Taufik Ismail
NasDem dan PKS Bersatu?
• Jurus-jurus Mendikbud Nadiem Makarim Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menemui para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kantor DPP PKS, Rabu (30/10/2019) sore.
Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan bahwa hubungan partainya dengan NasDem bukanlah musuh meski keduanya berbeda, oposisi dan koalisi pemerintah.
Sohibum Iman juga membeberkan pembicaraannya dengan Surya Paloh yang ia tegaskan tidak membahas Pilpres 2024 atau Pilkada 2020.
Dilansir Tribunnews.com, hal tersebut diungkapkan Sohibul Iman dalam unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Rabu (30/10/2019).

Awalnya, Surya Paloh menyebut pihaknya belum terpikir tentang kontestasi politik 2024 nanti dan pilih mengucapkan doa untuk kebaikan PKS dan NasDem ke depan.
"2024 masih jauh sekali, doakan saja agar kami tetap sehat walafiat," ucap Surya Paloh.
"Keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera, sehat semuanya, energi positifnya lebih menonjol, demikian juga NasDem."
Surya Paloh menyebut akan ada agenda bersama dengan PKS namun ia tak menejelaskan secara rinci.
"Dengan motivasi bersama ini kita lihat ke depan, apa yang terbaik yang bisa kami lakukan bersama," kata Surya Paloh.
Surya Paloh menganggap pihak NasDem dan PKS sudah menjadi satu kesatuan dengan kebersamaan.
"Kami, artinya bukan saya, dan bukan dia, tapi artinya kami," tegas Surya Paloh sambil menunjuk Sohibul Iman di sebelahnya.
"Itu seperti yang sudah diketahui, semangatnya adalah membangun kebersamaan," sambungnya.
Sementara itu, Sohibul Iman menegaskan bahwa posisi NasDem di dalam pemerintahan dan PKS di luar pemerintah tidak menjadikan mereka musuh.
"Kami ingin menegaskan, Bang Surya di dalam pemerintahan, kami di luar pemerintahan," kata Sohibul Iman.
"Itu tidak menyebabkan kami bermusuhan, saling menjatuhkan, tetapi kami bisa bersinergi yang di dalam maupun yang di luar pemerintahan," terangnya.
Sohibul Iman berharap kerjasama antara PKS dan NasDem nantinya bisa bermanfaat untuk Indonesia.
"Nah ini kami harapkan menjadi sumbangan dari kedua partai ini, bagi pendidikan politik, demokrasi, di Indonesia," harap Sohibul Iman.
"Mudah-mudahan kami bisa terus menjalin."
Soal agenda yang dibahas dalam pertemuan itu, Sohibul Iman hanya memberi petunjuk bahwa mereka tidak sedang membahas tentang Pilpres 2024 atau Pilkada 2020.
"Boro-boro Pilpres 2024 ya bang, Pilkada 2020 pun tidak disinggung sama sekali," tegasnya.
Meski tidak menyinggung soal itu, namun Sohibul Iman tak menutup kemungkinan ke depan akan ada pembicaraan soal Pilpres atau Pilkada.
"Insya Allah tapi dalam perjalanan mudah-mudahan itu menjadi agenda yang bisa kita bicarakan bersama," pungkasnya.
Berikut video lengkapnya:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ditemui Surya Paloh dan Ngaku Tak Musuhan, PKS Ungkap Pembicaraan: Boro-boro Pilpres 2024
Penulis: Ifa Nabila
Surya Paloh Siap Oposisi
Surya Paloh memberikan sinyal bahwa Nasdem siap menjadi oposisi.
Namun hari ini Selasa (22/10/2019), sejumlah tokoh Nasdem justru terlihat hadir ke Istana.
Sinyal oposisi Nasdem, terlihat ketika Surya Paloh tersebut ditanya wartawan usai pelantikan Jokowi-Ma’ruf di Gedung Kura-Kura, Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
"Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019).
• TERBARU Daftar Nama 30 Calon Menteri yang Telah Penuhi Panggilan Jokowi ke Istana, Termasuk Prabowo

Pernyataan Surya juga disebut Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino adalah pernyataan serius.
"Itu serius lah. Serius dong seorang Pak Surya itu tidak bercanda-bercanda.
Tapi kan demokrasi harus dibangun dengan akal sehat peran daripada oposisi juga penting buat sebagai penyeimbang peran oposisi sangat penting, kalau enggak ada oposisi pemerintah akan otoritariat," jelasnya.
Namun, meski memberikan sinyal menjadi oposisi, Nasdem belum menentukan sikap apakah benar-benar berada di kubu berseberangan dengan pemerintah atau tidak.
Bahkan pada Selasa (22/10/2019) sejumlah orang yang terindikasi sebagai calon menteri di era Kabinet Jokowi justru terlihat berdatangan ke Istana Kepresidenan Jakarta.
Beberapa tokoh Nasdem yang datang ke Istana tersebut, dan terindikasi akan menjadi menteri diantaranya adalah:
• Prediksi Prabowo Menteri Kabinet Jokowi, Ketum Gerindra Bakal Pegang Kendali Istana
Johnny G Platte

Johnny G Platte merupakan Sekjen dari Partai Nasdem. Johnny terlihat tiba di Istana sekitar pukul 15.25 WIB dengan menggunakan kemeja putih lengan Panjang.
Saat datang, ia tak berkomentar banyak dan langsung masuk ke Istana untuk bertemu Jokowi.
Sebelumnya, saat dihubungi pada Selasa (22/10/2019) Johnny menyampaikan bahwa pernyataan Surya Paloh yang menyatakan oposisi tidak dikutip utuh oleh wartawan.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa Nasdem siap mengawal kebijakan pemerintah hingga akhir periode 2024.
Di sisi lain Johnny menyampaikan pihaknya tetap menyampaikan kritik yang konstruktif jika sistem checks and balance di DPR tak berjalan dengan baik.
• Tolak Nadiem Makarim Jadi Menteri, Para Driver Gojek Rencanakan Demo, Apa Alasannya?
Siti Nurbaya

Selain Johnny, sosok politisi Nasdem yang lain yang muncul adalah Siti Nurbaya.
Siti yang merupakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kabinet Jokowi periode pertama ini tampak muncul pada Selasa (22/10/2019) sekitar pukul 10.15 WIB.
Ia menyampaikan, di periode pemerintahan Jokowi kali ini, ia akan kembali menjabat sebagai Menteri LHK.
"Saya minta izin Bapak, apa boleh saya sebutkan. Oke khusus Bu Siti boleh disebutkan, ada kewajiban penugasan melanjutkan tugas-tugas yang belum diselesaikan," kata Siti kepada wartawan.
Selanjutnya, ia juga menyampaikan sejumlah program yang akan ia lakukan di periode keduanya.
• Prabowo Berlabuh ke Jokowi, Surya Paloh Siap Oposisi
Syahrul Yasin Limpo

Satu lagi tokoh politisi Nasdem yang terlihat merapat ke Istana, yakni Syahrul Yasin Limpo.
Sosok Syahrul, merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan dan juga merupakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem.
Kepada wartawan, Syahrul menyampaikan, dirinya ddatang ke Istana usai dipanggil semalam sekitar pukul 22.00 WIB.
Sebelum bergabung dengan Nasdem, Syahrul merupakan kader dari Partai Golkar, dan menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel, sebelum kemudian dicopot oleh Setya Novanto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beri Sinyal Siap Jadi Oposisi, 3 Tokoh Nasdem Merapat Ke Istana"