Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM- Calon wakil gubernur Maluku, Abdullah Vanath, berbicara soal peluang menghadapi pasangan Murad Ismail-Michael Wattimena untuk bertarung di Pilkada Maluku 2024.
Pasangan tersebut kini telah mendapat dukungan dari banyak parpol, di antaranya PAN, Demokrat, PKS, PKB, dan Golkar dengan total perolehan 19 kursi di DPRD Maluku.
Menurutnya, banyaknya rekomendasi partai bukanlah jaminan untuk memenangkan pertarungan politik.
Hal tersebut kata dia, mengacu pada pengalamannya dalam dunia politik selama bertahun-tahun.
Baca juga: Sambut Kedatangan Hendrik-Vanath, Pendukung: Gubernur Maluku Satu Putaran
Vanath mengingat kembali perjuangannya pada Pilkada 2005 saat ia berhasil memenangkan pemilihan Bupati Seram Bagian Timur (SBT) meskipun hanya didukung oleh dua partai dengan dua kursi.
"Tahun 2005, saya calon bupati cuma dengan dua partai dua kursi, dengan suara akumulasi 781. Bahkan musti daftar jam 12 malam karena sedang konflik," ujarnya, Selasa (27/8/2024) di Kediaman bakal calon Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa.
Pengalaman serupa juga terjadi pada tahun 2013 ketika ia maju sebagai calon Gubernur Maluku.
Vanath mengungkapkan bahwa saat itu, Partai Demokrat mencabut dukungannya, namun ia tetap berhasil mendaftar sebagai calon gubernur pada detik-detik terakhir dengan dukungan dari partai kecil.
"Tahun 2013, beta Calon Gubernur, ketika mau daftar Demokrat pecat saya. Tapi lolos juga," tambahnya.
Dalam setiap perjalanannya ini, Vanath sebutkan bahwa partai politik hanyalah alat untuk memenuhi aspek formal dalam pencalonan, namun bukanlah penentu kemenangan.
"Artinya apa, partai hanyalah sarana, hanyalah alat untuk memenuhi aspek formal. Jadi saya tidak takut akan hal itu," tegas Vanath.
Di akhir pernyataannya, Vanath juga menekankan bahwa dirinya siap bertarung di Pilkada 2024 sebagai sosok yang tangguh.
"Beta bilang beta Cagub, ini kapitan seram main silat di kampung-kampung. Nanti bapa liat," pungkasnya. (*)