Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Bila berkunjung ke Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) jangan lewatkan membeli tiga oleh-oleh berbahan dasar daun kelor.
Yaitu Coklat, Jahe Merah Kelor dan Kopi Kelor.
Ketiganya merupakan hasil kreasi dari warga setempat bernama Jenny Warella di tahun 2019, yang sadar kelor tumbuh subur di Kabupaten MBD dan bisa dimanfaatkan menjadi bernilai ekonomis.
Jenny menjual ketiga produk oleh-oleh tersebut dibawah nama usaha ‘Kelor Majen’.
Untuk Kelor Majen telah memiliki izin PIRT juga keamanan makanan.
Saat ini pun tengah mengurus sertifkasi Halal.
“Semua sudah, tinggal urus Halal saja di Ambon. Beta tengah berkoordinasi dengan orang dari Kemenag Kanwil Maluku. Beta mau MBD punya oleh-oleh dari hasil bumi sendiri,” kata Warella.
Baca juga: Keren! Belajar di Belgia, Jen Warella Berhasil Ciptakan Oeh-oleh Coklat Khas Maluku Barat Daya
1. Cokelat Kelor
Produk pertama yang diciptakan adalah Coklat kelor. Produk ini murni berbahan dasar daun kelor.
Coklat kelor Majen berwarna hijau dan punya rasa sebelas dua belas dengan merek coklat terlaris buatan Indonesia itu.
Ada taburan kacang mede juga sebagai penambah kenikmatan rasa.
Citra rasa coklat dari kelor MBD jauh lebih ringan dan enak.
Untuk coklat kelor dijual per-cup isi enam potong dihargai Rp 60.000.
“Kata teman-teman di kantor lebih enak, kalau yang dari Blora terlalu strong dan agak getir,” katanya yang saat itu berstatus ASN Dinas Pertanian Bidang Ketahanan Pangan, Kabupaten MBD.
Banyak koreksi dan uji coba yang dia lakukan. Terutama menyesuaikan rasa kelor agar tidak dominan.
Maklum, bagi warga MBD kelor biasanya dimasak sebagai sayur.
Setelah diperoleh level rasa dan komposisi yang pas, Jen memantapkan proses pengolahan agar hasilnya awet dan berkualitas.
Produk ini mendapat perhatian sedikit lebih banyak oleh Jen.
Selain uji coba rasa dan kompsisi dia juga belajar cara membuat coklat yang enak dan tahan lama.
Bahkan di tahun 2019, Jen menyempatkan diri ke Belgia untuk belajar di perusahaan Coklat.
“Belgia kan terkenal dengan coklat jadi saat ke sana jalan-jalan beta curi-curi ilmu belajar. Supaya pulang bisa buat coklat yang enak,” terangnya.
2. Jahe Merah Kelor
Selain Coklat, produk yang paling banyak dimintai adalah jahe marah kelor.
Biasanya dalam pameran produk itu yang paling laris. Ternyata peminat kelor kebanyakan usia dewasa hingga lansia.
Jahe merah kelor dijual dengan ukuran 150 ml dengan hargai Rp 250 ribu.
3. Kopi Kelor dan Teh Kelor
Di Indonesia banyak varian kopi, seperti kopi luwak yang terkenal hingga mancanegara.
Bila tribunners pecinta kopi maka jangan lewatkan produk kopi kelor.
Untuk menghasilkan kopi enak, Jen mencampur kelor dengan kopi robusta yang dia peroleh dari sesama pelaku UMKM di Jawa Timur.
Kopi kelor dikemas dalam botol kaca hexagonal ukuran 150 ml dan dijual seharaga Rp 250 ribu.
Sementara untuk itu produk turunan kelor lain seperti teh kelor yang dijual per-cup isi lima tea bag seharga Rp 30.000.
Jen mengakui masih banyak kekurangan.
Terutama soal kapasitas produksi yang minim, begitu juga dengan jangkauan pemasaran yang masih mendominasi pada lingkup kecil.
Meski demikian, keseriusan Jen terhadap usahanya itu tidak main-main.