TRIBUNAMBON.COM - Presiden Joko Widodo resmi melantik Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 91/TNI Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI yang dibacakan Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan.
Setelah pembacaan Surat Keputusan, dilakukan pengambilan sumpah jabatan oleh Presiden Joko Widodo.
"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundangan dengan selurus-lurusnya.
Demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," demikian isi sumpah yang diikuti Yudo.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab, bahwa saya akan menjunjung tinggi sumpah prajurit," lanjut Yudo.
Dengan pelantikan ini, Laksamana Yudo Margono resmi menggantikan panglima TNI sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa, yang akan memasuki masa purnatugas.
Yudo Margono merupakan Panglima TNI yang berasal dari matra laut.
Sebelum menjadi panglima, dia menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Yudo merupakan anak petani yang lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 26 November 1965.
Dia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988.
Resmi Jadi Panglima TNI hingga Pesan Presiden Jokowi
Laksamana Yudo Margono dilantik menjadi Panglima TNI pada Senin, 19 Desember 2022, di Istana Negara Jakarta.
Sang Panglima TNI dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selepas pelantikan Presiden Jokowi menyampaikan beberapa arahan, yakni:
- Menjaga kedaulatan NKRI,
- Menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia
- Meningkatkan profesionalisme prajurit TNI agar kepercayaan masyarakat terhadap TNI yang saat ini sudah tinggi dapat terus dipertahankan.
- Menjaga netralitas saat pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung di Indonesia dalam waktu dekat, sehingga tidak terjerumus ke dalam politik praktis
- Meningkatkan sinergi TNI dengan Polri, dalam rangka menjaga situasi kondusif di dalam negeri.
“Stabilitas politik, stabilitas keamanan itu penting dalam rangka pembangunan negara kita, dalam rangka pertumbuhan ekonomi kita dalam situasi yang tidak pasti karena ketidakpastian global,” ucap Presiden, melansir presidenri.go.id.
- Pentingnya pendekatan humanis terhadap konflik di Papua.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya pendekatan humanis yang disertai dengan ketegasan untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan di Papua, utamanya yang berkaitan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
(TribunAmbon.com/Sinatrya) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)